Beberapa waktu belakangan ini, dunia kesehatan sedang menghadapi masalah terkait gangguan makan yang menjangkit banyak penduduk. Mungkin kamu juga sudah melihat banyak berita mulai dari obesitas hingga anoreksia. Tahukah kamu, gangguan makan merupakan gangguan mental ketika konsumsi makanan. Penderitanya bisa konsumsi terlalu sedikit, atau justru terlalu banyak makanan sehingga bisa jadi masalah.
Terdapat beberapa jenis gangguan makan dimana dapat terjadi di usia berapapun juga. Namun, gangguan makan justru kerap dialami oleh remaja dengan usia 13 hingga 17 tahun. Penyebab dari gangguan makan umumnya adalah gabungan faktor genetik, biologis hingga masalah dengan psikologis. Untuk dapat menanganinya, maka psikiater akan melakukan psikoterapi dan juga memberikan obat berupa antidepresan.
Macam-macam gangguan makan
Bulimia nervosa
Yang pertama adalah bulimia nervosa atau kerap dikenal dengan bulimia. Kondisi ini menjadikan penderita ingin segera buang makanan yang baru dikonsumsinya dengan tidak sehat. Caranya biasanya dengan memuntahkan makanan atau memakai obat pencahar. Tindakan ini dilakukan lantaran penderita merasa bersalah sudah makan banyak sehingga takut berat badannya naik. Karena perilaku ini, maka penderita bisa merasakan gangguan seperti:
- Peradangan di tenggorokan.
- Kelenjar ludah di leher dan rahang membengkak.
- Dehidrasi yang parah.
- Gangguan pencernaan.
- Gigi rusak dan sensitif.
Anoreksia nervosa
Kamu pasti sering mendengar tentang gangguan makan yang satu ini bukan? Anoreksia menjadikan penderitanya sangat membatasi asupan makanan lantaran terus menerus merasa berat badan berlebih. Padahal pada kenyataannya tubuh penderita sebetulnya sudah ramping dan bahkan kurus. Berikut ini beberapa gangguan yang terjadi pada penderita anoreksia:
- Tumbuh bulu halus di sekujur tubuh.
- Kulit kering.
- Otot melemah.
- Sering merasakan kedinginan karena suhu tubuh yang rendah.
- Menstruasi yang tidak teratur dan tidak mengalami haid.
- Darah rendah.
- Tulang yang keropos.
- Kegagalan organ karena tidak berfungsinya beberapa organ tubuh.
Gangguan makan berlebih
Untuk yang terakhir adalah gangguan makan berlebihan dimana penderitanya kerap makan dengan cepat dan porsinya amat banyak. Akibat dari menderita gangguan makan ini adalah dengan berat badan yang berlebih hingga obesitas. Beberapa gejala yang bisa muncul mulai dari makan makanan sangat banyak dan cepat, terus makan meski perut sudah kenyang hingga sering bersembunyi saat makan karena tidak percaya diri.
Kapan waktunya ke dokter?
Apabila kamu mengalami masalah gangguan makan tersebut, maka ada baiknya kamu konsultasi dokter. Hal ini karena sulit sekali mengatasi ganguan makan jika tidak dibantu dengan dokter. Begitu juga jika kamu melihat teman hingga saudara yang “mungkin” mengalami gangguan makan itu. Wajib banget untuk segera konsultasi ke dokter dan psikiater.
Potensi risiko gangguan makan
Setelah melihat penjelasan tersebut, maka ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk alami gangguan makan seperti:
- Masih berusia remaja dimana rentan sekali mengalami gangguan makan ini karena menganggap penampilan diri amat penting.
- Diet berlebihan juga bisa mempengaruhi otak sehingga memberi dorongan makan berlebihan atau bahkan tidak mau makan sama sekali.
Stres juga menjadikan potensi risiko mengalami gangguan makan meningkat. Hal ini bisa disebabkan karena masalah kerja, keluarga hingga hubungan sos.
Baca Juga :
Waspadai Makanan Tinggi Lemak Trans Dengan Bahaya Yang Dibawanya
Ingin Makan Terus Tanpa Merasa Kenyang? Jangan-Jangan Binge Eating Disorder
Ternyata Makanan Ini Yang Menyebabkan Sembelit Saat Puasa
Facebook Comments