Sebagai wanita, kita hampir selalu hanya berfokus pada bagaimana cara memikat, menyenangkan, dan menjaga pria yang kita cintai sehingga kita lupa bahwa tidak semua hubungan berhasil. Kadangkala, sebuang hubungan memang sudah tak bisa dipertahankan lagi karena lebih banyak kerugian yang datang daripada manfaatnya. Di saat itulah kita perlu belajar bagaimana cara untuk mengajak putus kekasih. Bagaimana cara menyampaikan maksud kita tanpa membuat diri kita sendiri terihat seperti seorang yang sangat jahat
Berikut tips-tipsnya:
Kenali kapan waktunya putus
Walaupun ini adalah langkah yang jelas, bisa jadi butuh waktu lama untuk yakin bahwa sebuah hubungan harus diakhiri. Ingatlah bahwa kamu tak pernah berhutang pada pria mana pun untuk terus bersama mereka. Dalam fase apapun dalam sebuah hubungan, kamu bisa mengenali ketika api itu masih ada atau sudah padam. Kenali, yakini, dan pertimbangkan semua baik dan buruk masak-masak. Beberapa hubungan memang tidak berhasil. Tak perlu kamu merasa wajib bertahan.
Jangan menghilang dengan ekstrim
Kamu mungkin pernah mengalami dicampakkan dengan cara terburuk: dengan sms dan telpon yang mendadak diabaikan, atau dengan satu kalimat putus di BBM, begitu saja. Menyakitkan untuk ditinggalkan begitu saja tanpa ada pengakhiran. Karena itu, jangan melakukan hal ini padanya. Mengakhiri hubungan bukan berarti begitu saja bisa mengabaikan perasaannya. Walaupun kamu melakukannya karena dia membuat kesalahan atau memang pacar yang tidak baik, menghilangmu bisa jadi malah semakin membuatnya tak tenang dan justru mengejarmu.
Jangan beri penjelasan ekstrim
Sebaliknya, tak ada yang berhak dihukum dengan kata-kata menyakitkan, terutama jika putus bukan dilakukan karena dia jahat padamu. Mengajak putus kekasih dengan mengiriminya surat berhalaman-halaman tentang mengapa kamu tak bisa lagi bersamanya itu sungguh kejam. Beri informasi secukupnya. Jangan sakiti perasaannya.
Jangan jahat hanya karena kamu ingin
Jangan meledak, mengungkapkan semua kata-kata kasar yang kamu pendam berminggu-minggu sejak kamu mulai berpikir kalian tak bisa bersama lagi. Tak ada gunanya lagi kamu memarahinya dan mengungkit-ungkit keburukan dengan cara brutal. Kamu mengajak putus, bukan sedang membicarakan solusi. Jika tak ada lagi hal konstruktif yang bisa memperbaiki keadaan kalian, maka pergilah, tak perlu menghancurkan hatinya.
Jangan gunakan klise
Pernah dengar kata-kata butuh klise seperti, “Bukan salah kamu, ini murni karena aku,” atau “Kamu pantes ngedapetin yang lebih baik dari aku,”? Kata-kata ini sudah basi. Mengajak putus dengan kalimat senada sangat tidak adil dan tidak jujur. Lebih baik ungkapkan alasannya. Jangan biarkan dia berpikir masih ada kesempatan untuk kalian bersama kalau memang kamu memang tidak ingin.
Jangan mengajaknya putus di tempat umum
Kamu mungkin berpikir ini akan lebih mudah karena kamu yakin dia tak akan bereaksi berlebihan, tak akan ada drama di antara kalian. Tapi sesungguhnya, kamu tak adil. Kamu datang dengan persiapan untuk membuat hatinya hancur, bermaksud demikian ataupun tidak. Karena itu, kondisi mentalmu jelas lebih siap daripada dia. Akan lebih besar hatimu untuk mengajak putus dia di zona nyamannya, seperti di rumahnya. Walaupun dia mungkin akan bereaksi yang sulit bagimu untuk direspon, seperti menangis, atau memohon kamu membatalkan keputusanmu, tapi kamu memberinya ruang untuk memproses peristiwa itu dengan bebas.
Facebook Comments