REVIEW: Freeman Hydrating Glacier Water + Pink Peony Gel Cream Mask

Hai, semuanya!

Di hari ini saya mau membahas tentang Freeman Feeling Beautiful Hydrating Glacier Water + Pink Peony Gel Cream Mask. Duile.. Panjang bener namanya ya. Apakah disini ada yang merupakan pemuja masker Freeman, sama seperti saya? Tos dong! Temenan kita kalo gitu 😀

Setau saya, varian yang satu ini termasuk salah satu masker terbaru Freeman di tahun 2018 ini. Dulu sih susaaaah banget nyarinya. Tapi sekarang online shop udah mulai banyak yang jual kok.

Buat varian yang ini, kemasannya cantik menurut saya. Kemasannya sih bulky dan guedeee, khas Freeman lah. Jelas gede, kan isinya 175 gram. Ini yang merupakan ciri khas dari brand ini. Isinya gak pelit! Setau saya kebanyakan masker drugstore itu isinya 50-60 gr paling gede lah. Jadi sekitar 3x lipat lebih banyak ya isinya. Jadi satu tube ini bisa bertahan selama setengah sampe satu tahun, tergantung seberapa sering kita menggunakannya.

Memang sih brand ini belum tersedia di Indonesia. Tapi di dunia maya, sangatlah mudah menemukannya. Banyak banget online shop dan jastip yang menawarkan produk ini dengan harga beragam. Kisaran harga umumnya sekitar seratusan ribu sih. Kerasanya mahal ya? Tapi ingetlah sama ukurannya yang segede gajah itu. Jadi menurut saya nggak rugi juga kok beli, meskipun tentu saja harga belinya di negara kita itu antara dua sampai tiga kali kali lipat harga aslinya di negara tetangga.

Kemasan produk ini berbentuk tube gede dengan bobot yang mantep. Iyalah, kan isinya banyak 😀

Materialnya terbuat dari plastik kokoh dengan botol flip top. Nggak perlu merasa takut tutupnya bakal kebuka sendiri, karena dia aman banget kok. Saat ditutup, ada bunyi “klik” yang mantep gitu. Meskipun kemasannya aman, saya sih nggak bakalan bawa-bawa travelling. Berat cyin! Kalo itu sih mending bawa sheet mask yang travel friendly aja.

Warnanya dominan biru muda seger dengan gambar es batu, air, dan bunga peony warna pink. Kesan segernya dobel deh! Keterangan produk tertulis dengan warna pink di bagian belakang. Saya ngerasa kalo varian ini tuh yang paling feminin dan girly daripada varian lainnya. Ada keterangan produk yang menarik perhatian saya. Yaitu gel cream mask ini bisa dipakai sebagai masker biasa yang 10-15 menit dibilas, maupun sebagai leave–on mask. Nah saya baru denger tuh istilah leave–on mask.

Masker ini unik banget, warnanya biru muda. Kalo dioles jadi transparan. Teksturnya juga unik, seperti namanya gel cream mask. Dibilang gel, tapi kayak krim. Dibilang krim tapi mirip-mirip gel. Sangat mudah dibaur dan diratakan di wajah. Sayangnya, alkoholnya bujuuuggg.. Saat pemakaian pertama sampe panas area mata saya. Padahal saya makenya nggak deket-deket mata lho. Terus bau alkoholnya nyentrong bener. Seluruh muka saya panas, berasa agak kebakar gitu. Untungnya reaksi lebay seperti itu cuma sekali saya alami. Selanjutnya saya nggak mengalaminya lagi.

Untuk aromanya, pas pertama kali diusapkan ke wajah tentu saja yang dominan adalah bau alkohol. Setelah kira-kira satu menit, aroma alkoholnya menguap dan berganti jadi aroma pegunungan. Kebayang nggak?? Ngg.. Seperti aroma udara di pegunungan gitu lho. Aroma udara segar, air sejuk, dan bunga-bungaan liar. Saya suka banget aromanya! Apalagi kalo sambil duduk depan kipas angin. Dingin dingin seeerrr… Segeeeerrr.. Dengan sedikit imajinasi, bayangin lagi di puncak deh 😀

Dia ini tipe masker yang dibiarin berapa lama juga nggak bakal kering. Tetap sangat lembab di kulit. Karena penasaran, saya pernah menggunakannya selama dua jam. Tapi dia sama sekali nggak mengering, maupun sepenuhnya meresap. Jadi saya rasa nggak bisa digunakan sebagai sleeping pack, karena dia bakalan transfer kemana-mana dan mengotori bantal guling. Mungkin maksudnya leave-on mask itu bisa dipake selama yang kita mau ya. Sepengalaman saya sih semakin lama didiemin, wajah terasa semakin lembab.

Menurut saya fungsi utamanya adalah melembabkan. Kalau menyengarkan wajah sih udah pasti. Lha wong abis maskeran ya pasti dong muka seger 😀

Seperti yang bisa teman-teman lihat sendiri, setelah dibilas ngga ada perubahan apa-apa ya di muka saya. Nggak keliatan lebih cerah secara instan, mengurangi penampakan pori, maupun menghilangkan kemerahan di muka.

Saya agak bingung sih, kok produk dengan alkohol tinggi bisa sangat melembabkan ya. Masker ini mudah dibilas dan setelah dibilas tuh muka lembaaaab banget. Tapi nggak bikin muka berubah jadi kilang minyak sama sekali. Justru terasa sangat nyaman. Memang sih ngga ada fungsi anti aging atau whitening atau fungsi tambahan apapun lainnya. Tapi aroma pegunungan yang unik banget plus hasil akhir yang sangat melembabkan sukses bikin saya kecanduan sama produk ini. Lagi-lagi produk dari Freeman membuat saya jatuh cinta.

Overall, saya sangat menyukai produk ini. Apakah teman-teman pernah mencobanya juga? Atau malah jatuh cinta juga sama dia? Ceritain dong pengalaman kalian 😀

Product price: IDR 80.000 – IDR 120.000