Tahun lalu telah menjadi tahun yang transformatif bagi para orang tua, tidak hanya di India tetapi juga di seluruh dunia, yang tidak hanya mengubah cara keluarga menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi juga cara mereka menyikapi kesehatan mental. Di tengah jadwal yang padat, tekanan masyarakat, dan tuntutan pola asuh yang selalu ada, banyak yang menyadari pentingnya memprioritaskan kesehatan—untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Kesehatan mental, yang sering kali menjadi topik yang diremehkan dalam lingkungan keluarga, akhirnya menjadi pusat perhatian.
Jyoti Gautam, Psikolog Anak di LISSUN, Platform Kesehatan Mental yang berbasis di Gurugram, mengutip sebuah penelitian. “Parker dan rekan-rekannya (1991) mengidentifikasi tujuh dimensi yang menonjol bagi kesehatan dan perkembangan semua anak. Dimensi perkembangan tersebut adalah kesehatan, pendidikan, perkembangan emosi dan perilaku, identitas, hubungan keluarga dan sosial, penampilan sosial, dan keterampilan merawat diri sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak, pola asuh harus: memberikan perawatan dasar kepada anak; memastikan keselamatan anak; memberikan kehangatan emosional; memberikan stimulasi yang tepat; menawarkan bimbingan dan memberikan batasan; dan memberikan stabilitas kepada anak.”
Berikut adalah dimensi orangtua yang perlu diprioritaskan daripada hal-hal lain:
- Perawatan dasar
Menyediakan kebutuhan fisik anak, dan perawatan medis dan gigi yang tepat. Termasuk penyediaan makanan, minuman, kehangatan, tempat berteduh, pakaian bersih dan sesuai, dan kebersihan pribadi yang memadai.
- Menjamin keselamatan
Memastikan anak terlindungi secara memadai dari bahaya atau cedera. Termasuk perlindungan dari bahaya atau cedera yang signifikan, dan dari kontak dengan orang dewasa/anak-anak lain yang tidak aman dan dari tindakan melukai diri sendiri. Pengenalan bahaya dan risiko baik di rumah maupun di tempat lain.
- Kehangatan emosional
Memastikan kebutuhan emosional anak terpenuhi dan memberi anak rasa dihargai secara khusus dan rasa positif terhadap identitas ras dan budayanya sendiri. Kontak fisik, kenyamanan, dan pelukan yang tepat yang cukup untuk menunjukkan perhatian, pujian, dan dorongan yang hangat.
- Stimulasi
Mendorong pembelajaran dan perkembangan intelektual anak melalui dorongan dan stimulasi kognitif serta mendorong kesempatan bersosialisasi. Termasuk memfasilitasi perkembangan kognitif dan potensi anak melalui interaksi, komunikasi, berbicara dan menanggapi bahasa dan pertanyaan anak, mendorong dan bergabung dengan permainan anak, dan mempromosikan kesempatan pendidikan.
- Bimbingan dan batasan
Memungkinkan anak untuk mengatur emosi dan perilaku mereka sendiri. Tugas utama orang tua adalah menunjukkan dan memodelkan perilaku yang tepat dan mengendalikan emosi dan interaksi dengan orang lain, dan bimbingan yang melibatkan penetapan batasan. Tujuannya adalah untuk memungkinkan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri, memegang nilai-nilai mereka sendiri, dan mampu menunjukkan perilaku yang tepat dengan orang lain.
Apa yang Akan Terjadi di Masa Depan
2024 mengajarkan kita bahwa memprioritaskan kesehatan mental bukanlah respons sementara tetapi komitmen seumur hidup. Keluarga muncul lebih kuat, lebih berempati, dan dilengkapi dengan alat untuk menavigasi tantangan masa depan. Pelajaran kolektifnya jelas: keluarga yang sehat secara mental adalah keluarga yang tangguh.
Sebagai orang tua, memprioritaskan kesehatan bukanlah tentang mencapai kesempurnaan tetapi tentang kemajuan. Dengan memupuk budaya keterbukaan, kasih sayang, dan kepedulian, kami menyiapkan generasi mendatang untuk menerima kesehatan mental sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Baca Juga :
Jaga Kesehatan Mental dengan Cara Mudah Ini
Facebook Comments