Dalam setiap hubungan pasti akan ada pertengkaran, begitu juga dalam sebuah hubungan rumah tangga suami istri tidak akan selamanya rukun dan damai. Pertengkaran menjadi hal yang sangat wajah, justru pertengkaran dibutuhkan untuk mewarnai sebuah hubungan dan melepas stres.
Saat bertengkar seseorang akan mengungkapkan isi hatinya dan melepaskan semua uneg-uneg selama ini. Tapi ada hal yang perlu diingat ladies, pertengkaran ini maksudnya konflik yang biasa terjadi tanpa harus tarik urat dan menuruti ego masing-masing. Tapi lebih kepada diskusi serius dari hati. Untuk itu, ketahui penyebab-penyebab pertengkaran dalam rumah tangga yang bisa menjadi lebih besar.
Terlalu Egois
Meskipun sudah menikah, masih banyak pasangan yang bertengkar karena terlalu egois atau memikirkan dirinya sendiri. Terkadang ego seseorang akan semakin tinggi ketika terjadi konflik, mereka yang egois hanya mau menang sendiri tanpa mau mendengar pasangannya. Hanya memikirkan ego sendiri hanya akan memicu ribut yang lebih hebat.
Pertengkaran Di Waktu yang Tidak Tepat
Ketika ingin membicarakan hal yang membuat hati tidak nyaman atau suatu masalah sebaiknya pilih waktu dan kondisi yang tepat. Memilih waktu dan kondisi yang salah untuk membicarakan masalah atau hal yang tidak nyaman di hati hanya akan membuat pasanganmu menjadi lebih sensitif dan emosianal. Oleh karena itu hindari membahas masalah ketika ia baru pulang kerja atau saat ia tengah menonton pertandingan olahraga favoritnya. Di waktu-waktu tersebut tidak efektif membahas hal-hal yang bersifat berat dan sensitif.
Bahasa yang Kasar
Ketika emosi sudah mulai naik terkadang seseorang tidak bisa menahan dirinya untuk tetap bersikap wajar. Keluarlah makian dan kata-kata kasar. Dampak negatifnya malah membuat suasana semakin panas. Pasangan yang tidak terima dibentak akan ikut emosi dan pertengkaran pun bisa semakin panas.
Ngambek dan Menjauhi
Terkadang saat emosi memuncak, menjauhi pasangan bisa membuat kamu lebih tenang. Namun, pasangan bias menjadi emosi jika kamu ngambek lalu pergi meninggalkan pasangan ketika si dia tengah mencari solusi. Menurut psikolog Kira Birditt, meninggalkan pasangan menjadi kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan. Lebih baik untuk mencari solusinya bersama-sama, daripada ngambek yang malah memperpanjang waktu bertengkar.
Facebook Comments