Cinta adalah sebuah emosi primitif, kita tak bisa hidup tanpanya. Karena itulah, banyak orang cenderung mensalahartikan tanda dan menyahapahami apa artinya jatuh cinta. Definisi tentang cinta, sederhananya, sering disalahartikan sebagai ketertarikan dan sayang yang kuat terhadap seseorang. Akan tetapi, jatuh cinta, adalah mengalami koneksi dengan seseorang. Kamu merasa pas dengan orang itu. Inilah kondisi dimana koneksi tersebut terasa sangat kuat dan membombardir kesadaran kita. Rasanya kita diselimuti euforia kedekatan, seolah kamu dan dia menyatu.

Jatuh cinta adalah ketika semua lagu tentang cinta mengingatkanmu padanya, ketika semua keindahan di dunia ini ingin kamu bagi dengannya, ketika dalam langkah-langkahmu terbayang senyumnya. Segala yang kamu lihat adalah dia. Akan tetapi, salah satu masalah dari jatuh cinta seperti ini adalah kamu jadi bisa bertingkah seperti bukan dirimu, dan ini tak selalu baik.

Jadi inilah mitos-mitos tentang cinta yang mungkin kamu percayai.

Cinta terjadi begitu saja.

Orang-orang berpikir bahwa cinta adalah sesuatu yang terjadi pada mereka, seperti sebuah peristiwa eternal, seperti tersambar petir, terserang wabah, atau kejatuhan bulan. Seolah kita tak punya kendali atasnya dan hanya pasif menerima atau menjalaninya. Ini adalah pandangan salah tentang cinta. Kasmaran mungkin nampak seolah kita tak punya kendali, tapi yang seperti ini bukan cinta. Ini hanya sekedar nafsu yang tak berdasar pada koneksi antara dua insan, hanya bunga-bunga manis pada awal hubungan karena belum terlalu saling mengenal, sehingga kamu menggilai imaji tentangnya.

Pasangan “sempurna” ada di luar sana

Kamu mungkin percaya bahwa suatu hari kamu akan menemukan dia yang sempurna yang akan melengkapi dirimu dan membuatmu merasa telah menemukan yang selama ini kamu cari-cari. Ini mungkin tak salah. Masalahnya, menurut probabiltas matematika, ada sekitar 10 orang di luar sana yang pas dengan segala kriteriamu dan cocok denganmu secara “sempurna.” Apakah kamu punya waktu, daya, dan kesempatan untuk bertemu dengannya? Di antara milyaran manusia lain di dunia?

Berhenti “kasmaran” adalah akhir dari cinta

Salah satu anggapan buruk tentang cinta adalah bahwa periode bulan madu adalah awal dan akhir segalanya. Beberapa orang menganggap cinta adalah kondisi ketika semua terasa manis, ketika kamu dan dia tengah tergila-gila. Padahal, cinta tidak sesederhana dan senaif itu. Hanya karena fase bulan madu telah berakhir dan kalian tak lagi menggebu-gebu tentang cinta di antara kalian, bukan berarti tak ada lagi cinta. Cinta akan terus berevolusi dan begitu pula maknanya.

Selama saling mencintai, setiap pasangan pasti berhasil

Anggapan tentang cinta ini tertanam dalam pikiran banyak orang, dipupuk dengan dongeng-dongeng dan kisah manis yang menjanjikan utopia: setelah kamu menemukan orang yang tepat, hubunganmu dan dia akan berjalan mulus begitu saja. Karena, cinta akan mengalahkan segalanya, bukan? Padahal, ini adalah mitos terbesar tentang cinta. Menjadi sepasang kekasih membutuhkan keahlian, komitmen, dan kemampuan. Cinta mungkin untuk semua orang dan tanpa syarat. Tapi untuk menjalin sebuah hubungan yang sehat dan bahagia, cinta saja tidak cukup. Ada yang memang tak bisa menjaga hubungan walaupun cinta dan ada yang rela menderita walaupun hubungannya hanya membawa lara. Hubungan butuh tanggungjawab, komunikasi, dan secara aktif berpartisipasi untuk melanggengkannya.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

9 Tips Menjaga Hubungan Interpersonal Yang Kuat

Manusia adalah makhluk sosial; kita bergantung pada hubungan