Slogan label fashion yang berbasis di Los Angeles ini adalah “Wear What You Eat.” Jika pakaian ini adalah makanan, mereka akan sangat lezat. Koleksi baju unisex ini menghadirkan berbagai makanan alami yang kaya di setiap pakaian. Meas menghadirkan setelan jeans dengan corak buah semangka, pisang, jeruk hingga udang. Label fashion yang nyentrik ini didirikan oleh Sam Salad (nama samaran) dan rekannya, Rebma (perancang anonim dari label denim 69).

Label fashion yang dinamakan Meals ini diluncurkan pada bulan Agustus, tetapi Salad telah merancang ide desain ini selama beberapa tahun. Salad tidak serta merta manjual fashion unik ini dan langsung laku keras, lho. Dulu, Salad menjual jeans di Abbot Kinney Boulevard di daerah Venice Beach, tepat  di seberang jalan dari restoran kultus Gjelina Take Away. Salad mengatakan, “Orang-orang agak kaget dan melongo melihat harga celana jeans. Mereka tidak ingin membayar banyak untuk celana ini, tetapi mereka bisa menghabiskan ribuan dolar hanya untuk makan di Gjelina”.

Setelah Salad memperhatikan begitu mudahnya orang-orang mengeluarkan uang untuk makanan multicourse, ia mulai menggunakan istilah makanan untuk menggambarkan dan memberi nama denimnya. Ia pun membumbui bahasa pemasarannya selayaknya  makanan. Salad memasarkan produk-produknya dengan ungkapan seperti, “Celana jeans ini benar-benar renyah, tetapi tenang mereka akan terasa lembut dari waktu ke waktu”. Nuansa baru di bahasa Salad membuat orang-orang mulai membeli produknya. Keren, kan?

Etos dari Meals dapat dibandingkan dengan pasar petani lokal yang ramah lingkungan. Kantong jaket di pakaian kerja yang cukup besar untuk menampung sayuran, dijual dengan sebutan  “pakaian yang dirancang untuk belanja bahan makanan tanpa harus membawa tas”.  Kain ini bersumber dari deadstock atau bahan vintage, artinya setiap bagian akhirnya akan tampak sedikit berbeda. “Ya, ini seperti produk yang tidak sempurna. Seperti sebuah cetakan diulang-ulang dengan cara yang aneh, atau ada kain yang rusak yang akan kami akan potong kemudian kami tonjolkan dengan cara tertentu”, kata Salad. “Ini semua tentang memasak bahan-bahan yang kamu dapatkan”.

Menghasilkan inspirasi bukanlah tujuan utama maupun akhir dari segalanya bagi Salad. Perancang, yang mengidentifikasi diri sebagai pencinta kuliner dan penggemar berat dari almarhum kritikus makanan L.A. bernama Jonathan Gold ini ingin bekerja sama dengan restoran lokal. Salah satu tempat di bagian atas daftar restoran yang ingin diajak kerja sama oleh Salad adalah bar lokal HMS Bounty. Bar ini terletak di ruang bawah tanah Gaylord Hotel. Salad sangat ingin bekerja sama dengan bar ini karena tempat Itu adalah salah satu tempat terakhir di mana ia melihat Jonathan Gold, menyapanya dan berterima kasih kepadanya. HMS Bounty adalah bar di kota klasik yang memiliki banyak sejarah.

Kisah dari Meals sangat unik, bukan? Ini adalah salah satu contoh yang dapat kamu tiru. Melihat peluang dengan sudut pandang yang nggak mainstream. Ayo coba berpikir out of the box dan berani tampil beda!

Baca Juga:

https://www.tampilcantik.com/hindari-tren-fashion-berikut-ini-untuk-kamu-yang-berusia-35-tahun-ke-atas/

https://www.tampilcantik.com/inilah-5-istilah-umum-dalam-dunia-fashion-kamu-termasuk-yang-mana-ladies/

https://www.tampilcantik.com/anti-boring-ini-fashion-hacks-untuk-para-wanita-dengan-badan-mungil/

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Kiat Memilih Sarung Bagi Kaum Adam Untuk Idul Fitri

Bagi pria, sarung merupakan salah satu perlengkapan yang