Menikah dan hidup bersama dengan pasangan merupakan keputusan besar yang bisa menjadi berkah tapi juga bisa jadi derita bagi masing-masing pasangan. Waktu yang dihabiskan bersama dapat membantu memperkuat ikatan pernikahan, tapi ketika dua orang berinteraksi selama 24 jam setiap hari, maka kemungkinan mereka juga akan mendapati hal-hal buruk juga.
Meskipun hidup bersama itu berat, tapi nyatanya banyak pasangan yang mampu melalui cobaan dan tetap langgeng sampai kakek nenek. Penasaran apa saja yang bisa dilakukan agar pernikahan tetap langgeng sampai tua? Coba simak daftar berikut:
- Pasangan saling menyetujui jadwal dan komitmen
Pasangan harus berkompromi dan menetapkan pedoman untuk hidup bersama, mulai dari membuat jadwal kegiatan, hingga membahas jadwal tidur dan batasan pribadi atau privasi. Menurut sebuah survei, bahkan kebiasaan penggunaan toilet antar pasangan bisa menjadi masalah yang berujung pada perpisahan.
Untuk itu, kamu perlu mendiskusikan berbagai hal, bahkan detail kecil sekalipun, agar kedua belah pihak dapat salin mengerti dan menyepakati kebiasaan baru untuk hidup bersama.
- Pasangan berbagi tugas
Sebuah penelitian menemukan bahwa 56% responden yang sudah menikah percaya bahwa proses pembagian tugas adalah kunci untuk pernikahan yang sukses. Ketika kamu memilih pasangan hidup, itu berarti kamu juga memilih partner seumur hidup.
Kamu perlu membuat sistem pembagian tugas sendiri yang disepakati kedua pasangan. Kalian berhak menetapkan tugas tergantung kemampuan dan jadwal pribadi. Intinya, tugas-tugas rumah tangga harus memiliki batasan dan pembagian yang jelas. Tidak harus dilakukan sendiri-sendiri. Tentu saja kalian bisa melakukan beberapa tugas bersama untuk memperkuat ikatan hubungan.
- Pasangan akan mendiskusikan keuangan keluarga
Seperti pembagian pekerjaan rumah, pengeluaran rumah tangga juga harus menjadi tanggung jawab bersama. Kamu dan pasangan harus terbuka tentang kondisi keuangan dan harus mendiskusikan manajemen keuangan keluarga bersama-sama.
Hal-hal seperti membagi tagihan, membeli perlengkapan rumah, service barang-barang, kebutuhan anak, dan tabungan, perlu didiskusikan bersama dan dibagi berdasarkan gaji masing-masing. Pembicaraan tentang keuangan keluarga juga harus mencakup masalah hutang juga. Masing-masing pasangan harus jujur, saling percaya, dan mencari solusi bersama.
- Pasangan belajar menghadapi kebiasaan menyebalkan satu sama lain
Ketika mulai hidup bersama, pasangan akan mendapati keanehan dan kebiasaan yang mungkin menyebalkan dari partner hidupnya. Misal, kebiasaan tidak mencuci piring dan gelas setelah makan dan minum. Atau kebiasaan berdandan yang terlalu lama, sampai membuat semuanya jadi terlambat.
Untuk mengatasi hal ini, setiap pasangan harus menemukan bagaimana cara menghadapi kebiasaan buruk. Tentu saja ini tidak dapat dilakukan satu arah. Pasangan yang memiliki kebiasaan buruk pun perlu pelan-pelan memperbaiki kebiasaan buruknya demi kebaikan bersama.
- Pasangan memiliki ritual atau kebiasaan bersama
Sebuah artikel dari Journal of the Association for Consumer Research menemukan bahwa pasangan yang memiliki ritual atau kebiasaan bersama, mengalami emosi yang lebih positif dan kepuasan hubungan yang lebih baik.
Momen bersama ini misalnya berolahraga bersama, bersantai di sofa sambil menonton film seminggu sekali, menulis surat sebulan sekali, berlibur di akhir pekan, dan lain-lain.
- Pasangan memiliki “me time” masing-masing
Menikah dan hidup bersama bukan berarti kamu tidak punya waktu untuk sendiri. Meski sudah hidup bersama, kamu tidak perlu melakukan semua aktivitas bersama-sama. Setiap orang membutuhkan me time dan ruang pribadi. Memanfaatkan me time masing-masing akan membuat hubungan menjadi semakin sehat. Terkadang, orang perlu meluangkan waktu untuk beristirahat.
Dalam hal ini, kesendirian akan memungkinkan kamu untuk merenungkan banyak hal, termasuk merenungkan tentang diri sendiri, agar kamu bisa jadi orang yang lebih baik.
- Pasangan menetapkan aturan untuk tamu yang berkunjung ke rumah
Setiap pasangan memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda dalam hal keluarga dan teman. Untuk itu, penting agar masing-masing menetapkan aturan dasar bagi tamu yang berkunjung ke rumah, demi menghindari konflik dan menetapkan batasan. Setiap pasangan harus menyepakati aturan ini. Misalnya, siapa saja yang boleh datang, kapan waktu bertamu yang ideal, berapa lama tamu boleh tinggal, dsb.
Baca Juga:
7 Barang Rumah Tangga yang Perlu Dibuang dan Diganti
Hilangkan Cemburu Berlebihan Pada Suami Untuk Dapatkan Rumah Tangga Yang Damai
Facebook Comments