Dalam beberapa minggu atau bulan pertama sebuah hubungan, kamu mungkin merasa begitu bahagia dan sempurna. Namun, setelah beberapa bulan pertama ini pun, sebenarnya kamu dan dia masih ada dalam fase bulan madu. Fase ini berlangsung selama 12-24 bulan pertama kamu dan dia saling berhubungan. Fase ini akan berakhir ketika kamu dan pasangan sudah kehilangan sensasi “baru” dan rasa bersemangat itu hilang. Lalu, buat banyak orang, kenyataan tidak bahagia mulai muncul. Meskipun ini terdengar negatif, sebenarnya akhir dari fase bulan madu bisa merupakan sebuah hal yang positif. Ini mengijinkan kamu dan dia benar-benar melihat satu sama lain secara terbuka dan jujur dan bisa memutuskan apakah hubungan tersebut pantas dilanjutkan.
Apa saja tanda-tanda kamu dan pasangan sudah melalui fase bulan madu? Seperti inilah tandanya
Kamu mulai memperhatikan hal-hal negatif pada pasanganmu
Pada fase bulan madu, senyawa-senyawa kimia yang ada di otak menciptakan sejenis ketertarikan yang berujung kepada apa yang disebut sebagai efek halo. Kamu begitu jatuh cinta sehingga kamu buta terhadap keburukan-keburukan pasanganmu. Namun, ketika fase ini berakhir, kamu mulai bisa melihat lebih jelas seperti apa pasanganmu. Misalnya, dulu, hal-hal kecil yang dilakukannya kamu angap “cute”, mungkin kini kamu menganggapnya sangat mengganggu. Pada titik ini, kamu harus memutuskan apakah ketidaksempurnaan itu bisa dimaafkan atau tidak.
Passion-mu sudah pudar
Pada awal-awal hubungan percintaan, kamu ingin melihat pasanganmu sepanjang waktu dan banyak dari ini melibatkan keintiman atau hasrat. Namun, setelah fase bulan madu itu berakhir, kamu tak lagi merasakan hal yang sama. Kamu pun tak lagi memiliki hasrat untuk kontak fisik yang sama kuatnya dengan sebelumnya.
Kamu jadi reaktif terhadap konflik
Saat kamu mulai saling membuat satu sama lain tidak sabar, kamu mungkin akhirnya adi lebih reaktif. Yaitu, bertingkah tanpa berpikir dulu, pada masa-masa konflik. Kamu mungkin melakukan segalanya dalam autopilot, dan ini brarti kamu tidak menunjukkan empati terhadap setiap situasi. Kamu mungkin bereaksi kepad apasanganmu berdasarkan pad apola-pola yang kamu pelajari sepanjang hidupmu, kegagalanmu di masa lalu, dan luka-luka lama. Karena itu, kamu mungkin selalu mengira bahwa adanya pertengkaran atau ketidakcocokan adalah salah dari pasanganmu. Kamu pun jadi jarang bertanggung jawab terhadap hal-hal yyang membuat hubunganmu jad penuh konflik. Pada momen-momen ini, sangat penting untuk melihat segalanya dari perspektif pasanganmu, dan ia pun mungkin jadinya akan terbuka kepada perspektifmu juga.
Kamu mulai hitung-hitungan
Kalau dulu, pada masa awal hubungan, kamu mungkin merasa ada begitu banyak yang bisa kamu berikan kepada pasanganmu tanpa kamu pikirkan, kini kamu mungkin jadi mulai mendendam. Apalagi, ketika pasanganmu mulai membuatmu kecewa. Kamu jadi mulai menggunakan energi untuk melindungi dirimu, membangun tembok, dan hitung-hitungan.
Facebook Comments