Jika kamu memperhatikan tren diet hari ini, maka kamu akan tahu bahwa intermittent fasting adalah yang saat ini sedang naik daun. Banyak orang yang merasa bahwa diet ini membantu mereka menurunkan berat badan dan mempercepat penurunan lemak serta peningkatan massa otot. Pada dasarnya, ini adalah jenis diet puasa berkala yang punya banyak jenis. Intinya sih sama: makan sebanyak yang kamu mau, tapi hanya pada periode waktu tertentu.

Pola intermittent fasting yang paling umum adalah pola 5:2 (dimana kamu makan normal lima hari seminggu lalu makan 500 kalori saja selama dua hari setelahnya), pola makan selama 8-10 jam dan puasa 14-16 hari, pola puasa 20 jam dan makan malam sekali saja tapi banyak, dan pola puasa penuh satu atau dua hari lalu diikuti makan normal lima atau enam hari setelahnya. Meski terdengar konyol, tetapi banyak orang yang sukses melakukan diet ini. Bukan hanya mengurangi massa lemak, tetapi juga kabarnya diet ini bisa menurunkan resiko penyakit jantung dan diabetes tipe dua.

Apakah intermittent fasting cocok buat semua orang? Tentu  tidak. Kamu akan paling cocok dengan diet ini seandainya kamu tipe orang yang:

Punya prinsip all or nothing

Beberapa orang sih bisa diet yang tidak sempurna, misalnya berketetapan mengurangi kalori tetapi kalau melanggar dikit-dikit ya diteruskan saja. Tetapi, kalau kamu adalah tipe yang, misalnya, karena makan es krim saat makan malam padahal seharusnya tidak, malah jadi merasa upaya kamu sia-sia dan lebih baik semuanya dibatalkan saja, maka kamu cocok mencoba intermittent fasting ini. Dengan ini, kamu tidak pernah harus khawatir apa yang kamu boleh makan, kamu hanya perlu menyesuaikan diri dan komitmen dengan jadwal puasanya.

Selalu lapar

Beberapa orang makan sangat cepat hingga kekenyangan sampai otaknya baru mendapat pesan bahwa ia sudah kenyang, sedangkan beberapa orang lain rasanya tidak pernah kenyang. Akibatnya, orang-orang ini selalu merasa lapar. Nah, jika kamu adalah salah satu dari mereka yang harus makan atau nyemil terus karena laparmu tak habis-habis, maka diet puasa ini justru membantu loh. Pasalnya, ketika kamu memaksa tubuhmu untuk tidak makan setiap saat, maka hormon laparmu pun tidak perlu dikeluarkan sering-sering. Akhirnya nanti, tubuhmu mencapai keseimbangan hormon dan nafsu makanmu pun jadi terkontrol.

Punya gejala pre-diabetes

Jika doktermu bilang kalau kamu sedang terancam menderita diabetes, coba tanyakan apakah intermittent fasting bisa kamu coba. Tipe pola makan ini bisa membantu selmu agar jadi lebih sensitif dengan insulin. Nah, dengan membuat jeda panjang tiap kali makan, tubuhmu jadi lebih jarang dalam mengeluarkan insulin sehingga resistensi insulinmu jadi terbantu.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Kapan Waktu Terbaik untuk Hamil?

Kapan waktu terbaik untuk hamil? Tidak ada jawaban