Ada hubungan langsung antara hormon dan penambahan berat badan. Kenaikan berat badan secara tiba-tiba dan kesulitan menurunkan berat badan bisa jadi merupakan gejala kenaikan berat badan hormonal. Pola makan seimbang dan olahraga saja mungkin tidak efektif dalam kasus seperti ini. Anda juga harus memeriksakan kadar hormon Anda.

Hormon yang menjaga homeostatis (proses pengaturan diri yang menyeimbangkan fungsi tubuh) membantu mengatur berat badan, mengatur metabolisme, dan menjaga kesehatan reproduksi seseorang.

Kebanyakan wanita mengalami ketidakseimbangan hormon karena usia, genetika, kehamilan, dan menopause, yang menyebabkan penambahan berat badan. Namun hormon manakah yang menjadi pemain kuncinya?

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang hormon yang terkait dengan penambahan berat badan dan bagaimana hormon tersebut mengendalikan rasa lapar, kenyang, dan metabolisme.

Apakah Ketidakseimbangan Hormon Membuat Berat Badan Anda Bertambah?

Hormon, bersama dengan gaya hidup Anda, memengaruhi nafsu makan, rasa kenyang, metabolisme, dan berat badan.

Stres, usia, gen, dan pilihan gaya hidup yang buruk dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan menyebabkan metabolisme yang lamban, gangguan pencernaan, dan rasa lapar yang tidak terkendali. Hal ini pada akhirnya menyebabkan penambahan berat badan.

Grafik ini menunjukkan hasil survei yang dilakukan oleh Statista terhadap wanita di AS yang berusia 35 tahun ke atas. Sekitar 60 persen wanita melaporkan bahwa dampak penurunan kadar hormon pada wanita seiring bertambahnya usia tidak banyak dibahas.

Ketidakseimbangan Hormon Mana yang Memicu Kenaikan Berat Badan?

1. Tiroid

Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terdapat di pangkal leher. Ini bertanggung jawab untuk melepaskan tiga hormon – triiodothyronine (T3), tiroksin (T4), dan kalsitonin.

T3 dan T4 terutama bertanggung jawab untuk mengatur suhu tubuh dan metabolisme. Mereka juga memainkan peran utama dalam mengatur metabolisme lemak dan glukosa, asupan makanan, dan oksidasi lemak (proses pemecahan molekul lemak).

Ketidakseimbangan hormon tiroid menyebabkan kondisi medis yang disebut hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif). Hipotiroidisme dikaitkan dengan penurunan laju metabolisme dan suhu tubuh serta BMI yang lebih tinggi.

Disfungsi tiroid ringan dapat menyebabkan penambahan berat badan dan kemungkinan merupakan faktor risiko obesitas.

Hipotiroidisme menyebabkan penumpukan air, bukan lemak, yang membuat Anda terlihat montok. Hipotiroidisme parah dapat menyebabkan edema (penumpukan air di wajah). Berat badan Anda bisa bertambah 5-10 pon atau lebih jika kenaikan berat badan Anda hanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon tiroid.

Gaya hidup sehat dapat menyebabkan penurunan berat badan dan meningkatkan komposisi tubuh dan fungsi tiroid Anda.

2. Leptin

Leptin terutama disekresi oleh sel-sel lemak (adiposit). Ini mengatur pengeluaran energi, nafsu makan, dan asupan makanan.

Gaya hidup dan pola makan Anda memainkan peran penting dalam mengatur kadar leptin dan berat badan Anda. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus menemukan bahwa mengonsumsi makanan olahan dan cepat saji, minuman manis, dan terlalu banyak fruktosa dapat menyebabkan resistensi leptin dan, akibatnya, obesitas.

Saat Anda terus mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung fruktosa, lebih banyak lemak yang terakumulasi dan lebih banyak leptin yang dikeluarkan. Hal ini, pada gilirannya, membuat tubuh Anda tidak peka terhadap leptin dan otak Anda berhenti menerima sinyal untuk berhenti makan. Hal ini, pada akhirnya, menyebabkan penambahan berat badan .

3. Insulin

Insulin, hormon peptida yang disekresikan oleh sel beta pankreas, mengatur kadar glukosa darah.

Ketidakseimbangan nutrisi, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi berlebihan makanan olahan, alkohol, dan minuman dengan pemanis buatan, serta ngemil makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin.

Resistensi insulin meningkatkan sekresi insulin endogen (insulin yang disekresikan oleh pankreas), yang menyebabkan penambahan berat badan dengan mengubah metabolisme glukosa .

Manajemen gaya hidup, pemantauan kadar hormonal, dan olahraga sangat penting untuk mencegah obesitas yang resistan terhadap insulin.

4. Ghrelin

Ghrelin adalah hormon orexigenic (perangsang rasa lapar) yang merangsang nafsu makan dan asupan makanan serta meningkatkan penumpukan lemak.

Ini disekresikan oleh lambung terutama sebagai respons terhadap makanan. Perut Anda mengeluarkan ghrelin saat kosong dan menurunkan produksinya segera setelah makan.

Setelah makan, tingkat penekanan ghrelin lebih rendah pada individu yang mengalami obesitas dibandingkan dengan individu dengan BMI normal. Hal ini menyebabkan makan berlebihan, yang menyebabkan penambahan berat badan lebih lanjut.

5. Estrogen

Tingkat estrogeni yang tinggi dan rendah dapat menyebabkan penambahan berat badan pada wanita.

Kadar estrogen yang tinggi mendorong penumpukan lemak, sedangkan kadar estrogen yang rendah (terutama selama menopause) menyebabkan penumpukan lemak visceral, terutama di bagian bawah.

Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan sekresi estron, estradiol, dan estradiol bebas semuanya berhubungan dengan peningkatan BMI pada wanita pascamenopause.

Baca Juga :

5 Buah Tinggi Kalori Terbaik Untuk Menambah Berat Badan

5 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Jika Anda Sedang Mencoba Menurunkan Berat Badan

Mengenal Diet Kentang untuk Menurunkan Berat Badan

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Apakah Pisang Menyebabkan atau Meredakan Sembelit?

Sembelit adalah masalah kesehatan umum yang mungkin disebabkan