Hair removal di rumah telah dibuat lebih mudah dengan  krim penghilang rasa sakit. Ini tidak memerlukan pisau cukur tapi hanya spatula atau kain lap untuk menghilangkan bulu setelah dioleskan. Krim tersebut dapat melakukan  hal-hal  dalam sekejap dan cocok untuk tujuan on-the-go. Tapi kebanyakan orang tidak menyadari bahaya yang mengintai. Krim ini bekerja dengan memutus struktur keratin rambut, sehingga memudahkan pengangkatan. Masalahnya terletak pada kenyataan bahwa keratin ada di kulit juga. Oleh karena itu, jika krim yang tersisa pada kulit lebih lama dari yang direkomendasikan, mereka mungkin mulai bereaksi dengan kulit, dan menyebabkan berbagai masalah. Waktu yang biasa adalah sekitar 3 sampai 6 menit dan bervariasi untuk setiap krim, berdasarkan komposisi. Masalah kulit terjadi karena bahan kimia keras yang digunakan di industri manufaktur. Seseorang dapat menemukan senyawa thioglycolate, kalsium dan kalium hidroksida, alkali,  dan bahkan wewangian dalam krim, yang membahayakan kulit dengan berbagai cara. Simak efek krim penghilang rasa sakit pada kulit.

  1. Bahan Bakar Kimia

Ini adalah masalah yang paling serius yang dikeluhkan beberapa orang saat menggunakan krim penghilang rasa sakit. Bahan kimia keras yang digunakan dalam pembuatan krim bisa membahayakan kulit. Luka bakar bisa benar-benar terlihat seperti seolah-olah kamu mengalami kecelakaan kebakaran. Jika krim tidak dioleskan dengan hati-hati, luka bakar bisa sampai tingkat ketiga.

  1. Iritan Kontak Dermatitis

Ini adalah masalah umum yang ditemukan di antara pengguna krim penghilang rasa sakit karena sifat alkalinnya yang tinggi. Lapisan pelindung kulit hilang saat bahan kimia di krim diaplikasikan di kulit membuat ruam. Untuk kulit sensitif, ruam segera muncul, sementara untuk yang lain, dibutuhkan penggunaan berulang kali dari produk. Hal ini lebih menyakitkan dan bisa menyebar.

  1. Dermatitis Kontak Alergi

Ini adalah kasus langka ruam yang terjadi saat kulit mendapat kontak dengan alergen. Sebagian besar hanya mempengaruhi area kontak. Alasan untuk ini bisa menjadi bahan kimia yang disebut thioglycolate atau bahkan wewangian. Setelah alergi terhadap zat ini dikembangkan oleh seseorang, itu dapat bertahan seumur hidup, dan karena itu sebaiknya berhenti menggunakan yang sama lagi.

  1. Gunakan Krim pada Area Kulit yang Terluka

Menggunakan krim penghilang rasa sakit pada kulit yang terluka bukanlah ha yang benar. Saat kamu berjerawat dan jerawat kamu terbuka, jangan aplikasikan krim penghilang rasa sakit pada luka jerawat tersebut. karena jika kamu melakyukannya maka hanya akan memperparah masalahnya. Ini karena bahan kimia dalam krim akan masuk ke lapisan kedua kulit, sedangkan krim penghilangnya hanya diperuntukkan bagi epidermis.

  1. Menggelapkan Kulit

Melanin adalah pigmen dalam tubuh yang menyebabkan kulit semakin gelap. Saat kulit rusak, melanin semakin terkonsentrasi di daerah itu, membuatnya menjadi gelap. Ini tidak terjadi sekaligus tapi seiring waktu karena luka parah atau iritasi berulang. Hal ini juga bisa disebabkan oleh paparan kulit yang rusak ke matahari.

 

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Praktik Terbaik untuk Memulai Bisnis Online yang Ramah Lingkungan

Kerangka praktik yang disengaja yang diadaptasi pada tahap