Kalau kepribadianmu benar-benar terbuka, maka kamu pasti merasa frustasi memiliki pasangan yang lebih jarang bicara. Kamu yang selalu ingin membicarakan segalanya dengan pasangan akan merasa hasratmu tidak berbalas, dan bahkan tidak tersampaikan. Apa yang bisa kamu lakukan kalau pasanganmu tidak mau terbuka? Berikut adalah frase-frase spesifik yang bisa kamu coba pada pasanganmu. Meskipun hanya kalimat sederhana, namun akan bisa membuat pasanganmu merasa lebih nyaman untuk jadi lebih terbuka padamu.

“Jalan-jalan ke luar bentar, yuk!”

Dengan tanpa distraksi, seperti misalnya televisi atau game komputer, berjalan-jalan santai membuatmu bisa saling mengobrol satu sama lain. Pada mulanya, kamu mungkin hanya akan bicara hal-hal yang emeh dans ehari-hari. Namun, kalau percakapan ini akhirnya berpindah ke arah yang lebih berat, kontak mata minimal yang ada pada jenis interaksi ini, lebih tidak mengintimidasi dibandingkan dengan, misalnya, saat makan malam berhadapan. Akibatnya, tekanan menjadi berkurang, membuat ini menjadi sebuah cara optimal baginya untuk bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Jangan ragu untuk melontarkan kalimat sederhana ini ketika kamu merasa dia seperti sedang banyak pikiran. Apalagi suasana di luar rumah akan turut membantu pula untuk meningkatkan suasana hatinya.

“Pasti mengerikan sekali, terus apa yang terjadi?”

Ketika ia curhat kepadamu mengenai bagaimana atasannya meledak kepadanya atau mengenai pertengkarannya dengan kakaknya di rumah, maka tempatkan dirimu pada posisinya dan tunjukkan empatimu. Bahkan seandainya kamu tidak setuju dengan caranya menangani permasalahannya selalu menunggulah untuk membahasnya ketika ia tidak sedang panas-panasnya. Kalimat sederhana ini menunjukkan bahwa kamu memiliki empati terhadapnya tanpa menghakiminya. Begitu saja menghakiminya akan membuatnya menjadi tidak berani untuk bercerita terang-terangan.  Namun, sebaliknya, kalau kamu membuatnya merasa nyaman, maka dengan sendirinya ia akan merasa ingin bercerita kepadamu.

“Eh, dulu waktu kamu bilang kalau kamu sedang merasa…. Apa sebenarnya maksudmu?”

Bawalah sebuah emosi, baik kesedihan, kecemasan, maupun jenis kegalauan yang lain, yang baru-baru ini diekspresikannnya, lalu tanyakan bagaimana kondisinya sekarang. Toh, dia kan yang pertama kali membahas tentang ini, jadi ia mungkin akan merasa lebih nyaman jika harus membicarakannya. Atau, kamu juga bisa menanyakan satu hal lain yang spesifik, seperti bagaimana rapat yang tengah dijalaninya. Apa pun itu, ini menunjukkan bahwa kamu perhatian terhadap apa yang terjadi padanya, bahkan dengan jadwalmu sendiri yang penuh, misalnya.

Kalimat sederhana ini akan bermakna besar buatnya dan akan membuatnya mau bicara lebih banyak dan lebih sering. Dengan ini, hubunganmu dan dia akan menjadi lebih terbuka dengan perasaan yang saling transparan.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

9 Tips Menjaga Hubungan Interpersonal Yang Kuat

Manusia adalah makhluk sosial; kita bergantung pada hubungan