Memiliki anak yang super sensitif bukanlah hal buruk, tetapi itu juga bukan hal yang mudah. Pasalnya, kamu harus menghadapi perilaku anak yang berlebihan. Tidak hanya di rumah tapi juga di tempat umum yang terkadang bisa membuat semua orang menjadi tidak nyaman.

Orangtua harus berusaha keras dan ekstra sabar ketika menghadapi reaksi anak yang tidak stabil. Selain itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menghadapi mereka dengan baik. Berikut daftarnya:

  1. Tetap berempati dan bicaralah padanya 

Jika anak kamu mengalami gejolak emosi di depan umum, jangan mencoba untuk menekan perasaannya dengan menyuruh dia berhenti menangis atau berhenti berteriak. 

Cobalah untuk menerima emosi anak kamu, lalu coba bicara dengan dia. Bicarakan emosi yang dia rasakan dengan duduk di sebelahnya, lalu coba pahami mengapa dia beraksi seperti itu. Perlahan-lahan, ajarilah dia bagaimana cara menangani emosi saat berada di depan umum, sehingga dia tidak menciptakan situasi yang tidak nyaman.

  1. Biarkan mereka tahu bahwa mengekspresikan emosi bukanlah hal yang salah 

Banyak orangtua yang menyeret anak-anak mereka ke tempat yang sepi ketika anak menangis atau membuat keributan di depan umum. Padahal, dengan melakukan ini, anak akan merasa seolah-olah emosi mereka tidak penting, atau mereka merasa bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah. 

Alih-alih menyeret mereka dengan paksa, cobalah untuk duduk di samping mereka, kenali dan pahami emosi mereka, lalu perlahan katakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tenangkan mereka dengan kepala dingin, bukan menekan mereka dengan ikut berteriak. 

  1. Bersabarlah, beri dia waktu untuk sendiri

Banyak orang tua yang terburu-buru mengikutsertakan anak dalam berbagai kegiatan ketika anak sudah berusia TK. Padahal, anak yang sensitif tidak menyukai kerumunan atau aktivitas yang mengharuskan dia berinteraksi dengan banyak orang.

Sebelum kamu mengikutsertakan anak di dalam beragam les atau kegiatan lainnya, kamu harus menghabiskan lebih banyak waktu berdua dengan dia, untuk memahami bagaimana sifatnya, apa yang dia suka, apa yang dia tidak suka, dan apa yang dia ingin lakukan. 

Tidak Jangan khawatir tentang kemampuan sosialisasi atau bakatnya, karena hal penting yang harus ditekankan di usia tersebut adalah anak merasa diterima, dicintai, didengarkan, dan dimengerti.  

  1. Perlahan, bantu dia mengatasi ketakutan

Jika kamu sudah mengetahui ketakutan anak yang membuatnya menjadi semakin sensitif, maka berjuanglah untuk bersama-sama mengatasi ketakutannya. Untuk diketahui, ini bukan proses instan dan mudah, kamu perlu komitmen dan kesabaran karena prosesnya rumit dan harus dilakukan secara bertahap.

Saat mencoba mengatasi ketakutan anak, kamu harus pastikan bahwa dia tidak merasa bahwa “pelajaran” darimu merupakan sebuah hukuman. Beri pengertian bahwa dia perlu menaklukkan rasa takutnya untuk bisa menaklukkan dunia di sekitarnya. 

  1. Ciptakan “safe place” di dalam rumah

Ciptakanlah ruang khusus yang dinamakan ruang aman atau safe place yang dapat digunakan anak untuk memproses emosinya. Kamu bisa menyediakan tempat khusus yang bisa digunakan anak untuk bersembunyi, melakukan aktivitas favoritnya, dan juga tempat yang ia tuju ketika ia menangis atau merasakan emosi negatif lainnya. 

Tempat ini akan membantu anak kamu untuk beristirahat dan menenangkan diri ketika menghadapi masalah.

Baca Juga :

6 Alasan Mengapa Restoran Mewah Menyajikan Makanan dengan Porsi Super Kecil

Wajib Tau! Hindari Kandungan Berikut Jika Kulitmu Sensitif Dan Mudah Kemerahan

Mengalahkan Diabetes dengan Mengkonsumsi Makanan Super Sehat, Memang Bisa?

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

Praktik Terbaik untuk Memulai Bisnis Online yang Ramah Lingkungan

Kerangka praktik yang disengaja yang diadaptasi pada tahap