World Health Organization (WHO) baru saja merilis sebuah pernyataan seminggu lalu mengkonfirmasi bahwa virus Marburg telah mengorbankan setidaknya tiga nyama di Distrik Kween, Uganda Timur. Marburg adalah sebuah virus yang sangat langka dan menular, dengan geala-gejala dan penyakit mirip dengan Ebola. Wabah virus Marburg yang saat ini terjadi memiliki tingkat fatalitas sebesar 100%, tiga kasus yang dilaporkan dalam satu keluarga yang sama semuanya berakhir dengan kematian. Untuk menghindari virus ini menyebar, para pekerja edis tengah berusaha memahami virus ini. Sayangnya, virus ini belum memiliki pengobatannya. Karena itulah, kamu harus mengetahui tentang virus ini buat memahami bahayanya.
Virus ini bertingkah sangat cepat saat memasuki aliran darah
Berdasarkan WHO, Marburg membutuhkan waktu sekitar dua hingga 21 hari untuk menunjukkan gejala. Mereka yang terinfeksi akan mulai menunjukkan gejala demam tinggi, sakit kepala yang sangat intens, sakit di otot, diare, sakit perut, dan muntah. Wajah pasien pun akan mulai terlihat pucat, seperti hantu. Wajah mereka akan menunjukkan sedikit saja ekspresi muka.
Mereka yang sudah ada pada tahapn penyakit yang lebih jauh akan menunjukkan pendarahan pada lokasi-lokasi seperti hidung, gusi, atau vagina. Mereka yang terserang virus Maarburg juga akan menjadi bingung karena demam tingginya. Dalam kasus fatal, kematian terjadi sekitar delapan hari setelah gejala mulai muncul.
Sangat menular
Virus ini pada mulanya ditransmisikan ke manusia oleh kelelawar buah atau monyet yang terinfeksi, seperti pada tahun 1967 dimana para pekerja lab terinnfeksi oleh monyet hijau Afrika yang diimpor dari Uganda. Namun, transmisi dari manusia ke manusia bisa merupakan hal yang paling berbahaya. Manusia bisa menyebarkan penyakit ini lewat kontak dengan darah yang terinfeksi, kulit, lender, dan dengan menyentuh permukaan atau materi yang disentuh oleh orang yang terinfeksi. Upacara penguburan di Uganda dan di banyak tempat lain sering melibatkan sentuhan terhadap tubuh mayat, yang merupakan anaman terbesar penyebaran virus Marburg.
Virus ini bisa terus bertahan pada mereka yang telah sembuh dari infeksi Marburg di masa lalu
Beberapa kasus menunjukkan bahwa wanita yang terinfeksi dengan Marburg ketika hamil memiliki sisa-sisa virus Marburg pada plasenta mereka, cairan ketuban, dan janin. Selain itu, wanita yang pernah terinfeksi ketika sedang menyusui bisa memiliki sisa-sisa virus ini di ASI mereka setelah sembuh. Virus Marburg mungkin juga akan bertahan pada testikel dan di dalam bola mata mereka yang sebelumnya terinfeksi.
Diagnosa bisa sulit bagi mereka yang terinfeksi virus Marburg
Karena gejala dari virus Marburg juga mirip dengan mereka yang menderita malaria, meningitis, dan demam tipus, maka diagnose dari penyakit ini bisa tertunda. Apalagi, karena ini adalah penyakit langka, maka kemungkinan banyak dokter yang salah mendiagnosa karena belum pernah mendiagnosanya sebelumnya.
Facebook Comments