Salah satu komplain yang paling umum yang sering dimiliki orang-orang pada pasangan mereka adalah ketika meeka tidak mau terbuka, ketika mereka nampak seperti sedang memikirkan sesuatu atau kecewa tentang satu hal, namun ketika ditanyai hanya menjawab “aku baik-baik saja, kok.” Hal ini bisa membuat frustrasi, dan alasannya bisa bervariasi.  Kadang-kadang, ketika ini dilakukan oleh orang yang secara emosi kurang sehat, maka ini adalah sebuah tindakan pasif agresif.

Namun, ada pula alasan lain mengapa ia bilang bahwa ia baik-baik saja, seperti alasan-alasan berikut ini, misalnya.

Ini bukan masalah besar

Biasanya, alasan paling sering adalah karena ini. 90% dari situasi yang biasa terjadi ketika kekasihmu tidak memberitahumu apa yang terjadi dan hanya bilang dia baik-baik saja adalah karena ia tak sedang memikirkan masalah yang besar. Memang, ada sesuatu yang mengganjal pikirannya.. namun ini hanyalah sebuah hal yang kecil atau konyol dan tidak patut didiskusikan. Jika ia membicarakan tentang hal ini, yang ada malah masalah ini jadi dibesar-besarkan karena respon awal pasti tidak rasional. Kita mungkin punya perasaan takut, insecure, sedih, atau marah berlebihan ketika kit tahu ada sesuatu yang tidak ada dalam kendali kita. Padahal, kita punya kendali terhadap bagaimana cara menyikapinya. Karena itulah, daripada perasaannya membuat masalah jadi semakin besar, ia merasa lebih baik tidak usah membicarakannya.

Misal, jika ia cemburu kamu keluar dengan sahabat cowokmu. Ia memang tak bisa mengendalikan rasa cemburu ini ketika datang. Ia memang berhak cemburu, namun rasa cemburu ini belum pasti valid. Jika kamu memang sudah bersahabat lama dengannya dan kalian memang hanya berhubungan platonic, maka ia harus bisa bereaksi yang wajar. Karena itulah, sebaiknya dia memang berusaha agar bisa menghadapi ini sebagai bagian hubungan kalian.s

Ia tidak mau atau tidak siap membicarakannya

Ini adalah alasan nomor dua yang paling sering terjadi. Emosi butuh diproses, dan setiap orang berhak mendapatkan ruang untuk dirinya sendiri. Orang-orang mungkin mengidealisasikan pandangan “berbagilah segalanya dengan pasangan, setiap waktu,” namun jika hal ini dianggap terlalu literal, maka ini omong kosong. Orang-orang yang sehat seringkali menangai isu sendiri, setidaknya pertama-tama, dan bukannya saling melimpahi satu sama lain dengan hal-hal emosional.

Kini bukan waktunya untuk membicarakannya

Ini memang jarang terjadi, tetapi jika memang ia bilang ia baik-baik saja, padahal kamu tahu pasti bahwa dia tidak, mungkin masalah sebenarnya adalah pada waktu dan tempatnya. Coba amati sekitarmu, apakah memang ini bukan waktu yang tepat? Mungkin kamu sedang di mobil dalam perjalanan makan malam dengan keluarga besarnya, atau mungkin ia lagi di telepon sambil bekerja, atau bersama teman-teman cowoknya nnton bola. Apa pun kasusnya, kalau memang sekarang bukan waktu yang tepat, maka kamu tak akan bisa memaksanya.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

9 Tips Menjaga Hubungan Interpersonal Yang Kuat

Manusia adalah makhluk sosial; kita bergantung pada hubungan