Etika berkomunikasi di media sosial sedang menjadi sorotan akhir-akhir ini. Semakin banyak masalah bully atau penghakiman publik beramai-ramai terjadi karena seseorang salah berkomentar atau mengunggah pemikiran yang jadi viral. Memang, dewasa ini jika masik gagap teknologi atau gaptek sudah bukan jamannya. Tetapi selain tahu bagaimana cara mengoprasikan gadget canggihmu, kamu juga seharusnya memahami etika dan sopan santun berkomunikasi di media sosial. Bukan hanya mengomentari status orang asing saja yang harus diperhatikan kesopanannya. Menjaga etika berkomunikasi dengan orang terdekat juga sangat penting. Berikut adalah hal-hal yang harus kamu hindari saat mengomentari status orang lain agar kamu tidak dinilai kampungan di dunia maya.
1. Menggunakan kata kasar
Jika kamu memang teman dekat dan sudah sangat akrab, berkomunikasi menggunakan kata kasar atau umpatan mungkin bukan masalah besar. Terutama jika kalian berdua sama-sama tahu maksud dari umpatan tersebut hanya bercanda. Tetapi ingatlah ini bukan pesan melalui jaringan pribadi. Keluarga yang lebih tua dan teman sekantor atau dosen mungkin bisa melihat akun media sosialmu atau temanmu. Hal-hal seperti itu tentu akan membuat situasi menjadi canggung jika sampai komentar kasarmu terbaca oleh orang yang lebih tua.
2. Mengobral pujian
Memuji memang lebih baik daripada menghujat di media sosial. Tetapi tetap saja pujian yang berlebihan tidak sesuai dengan etika berkomunikasi yang baik. Terutama jika kamu selalu memberikan komentar yang sama di semua akun teman-temanmu. Selain kesannya tidak tulus, pujianmu jadi tidak ada artinya karena hampir menjadi kebiasaan saja. Memuji boleh, tetapi sebaiknya tidak terlalu berlebihan dan tidak perlu mengisi setiap unggahan dan status temanmu.
3. Semua komentar baper
Menghadapi komentar baper di media sosial bisa jadi pengalaman yang menyebalkan dan mengganggu di media sosial. Ingat, temanmu tidak dapat melihat ekspresimu yang sebenarnya, jadi dia tidak akan tahu jika kamu hanya bercanda atau tidak. Komentar yang terlalu ingin tahu atau menghina juga sebaiknya dihilangkan karena tidak sesuai dengan etika. Jika memang kamu benar-benar penasaran dengan status atau fotonya, daripada salah menuliskan komentar yang terlihat baper atau sok pingin tahu, lebih baik tanyakan langsung ketika kalian bertemu atau lewat jaringan pribadi.
4. Emoji dan stiker
Kedua hal ini memang membuat komunikasi di media sosial menjadi lebih seru. Kamu jadi bisa mengungkapkan perasaanmu dengan lebih tepat melalui fasilitas emoji dan stiker. Tetapi jika komentarmu hanya sekumpulan emoji atau spamming stiker, tentu saja membuat si pembuat status menjadi sebal. Lagipula, tidak akan ada yang mengerti apa yang sebenarnya hendak kamu sampaikan. Etika yang benar adalah menambahkan stiker atau emoji setelah kamu mengungkapkan pendapatmu. Sehingga, yang membaca komentarmu akan lebih menghargai dan mengerti apa maksud sebenarnya.
Facebook Comments