Banyak anak yang nampaknya sering sekali bertingkah nakal, sehingga kita sebagai orang dewasa sering sekali menegur mereka. Pahala, ini sebenarnya bukan tingkah nakal, perbuatan mereka normal sekali sebagai anak-anak. Sebagai orang dewasa, sudah saatnya kita bisa merespon kenakalan anak dengan welas asih serta memahami penyebabnya.

Apa saja kenakalan anak yang sebenarnya merupakan reaksi wajar dan seharusnya kita mengerti?

Tidak bisa mengendalikan impuls

Pernahkah kamu berkata pada anak atau keponakan hal-hal seperti “Jangan lempar itu!” tapi ternyata malah dilempar begitu saja oleh sang anak? Riset menunjukkan bahwa area otak yang berhubungan dengan kendali diri masih terlalu muda saat anak-anak dan baru tumbuh dewasa sempurna setelah akhir masa remaja. Karena itulah, mengapa masalah kontrol bukan kenakalan anak, tapi adalah sebuah kewajaran karena ini adalah proses yang lama. Anak kecil tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang orangtuanya sampai sekitar umur 4 tahun.

Tidak bisa mengatur emosi

Pernah merasa marah karena lapar atau tak sabar karena kurang tidur? Anak kecil mengalami dampak lelah, lapar, haus, kelebihan gula, dan sakit hingga 10 kali lipat. Karena itu, ketika anak kecil tak bisa mengontrol emosinya ketika makanan belum siap atau lelah di perjalanan, ini bukanlah sebuah kenakalan anak. Ini adalah respon yang wajar. Anak kecil bahkan akan lebih rewel sejam sebelum waktu makan, saat terbangun malam-malam, atau kena pilek, dan hal ini normal. Kenakalan ini bisa jadi karena anak kecil tak bisa mengekspresikan diriya seperti orang dewasa.

Berteriak

Sebagai orang dewasa, kita diajari untuk bisa menjinakkan dan menyembunyikan emosi kita yang meledak-ledak. Seringkali hal ini kita lakukan dengan mendistraksikan diri, menahan, atau meredakannya. Tapi, anak kecil belum bisa melakukan ini. Karena itulah, menangis, berteriak, dan menjerit-jerit bukanlah pertanda kenakalan anak, sehingga adalah hal buruk untuk menghukum anak kecil yang berusaha mengekspresikan emosinya yang kuat dengan cara tersebut.

Berlarian

“Duduk!” “Yang tenang, jangan lari-lari,””jangan lompat-lompat!” atau “berhenti kejar-kejaran sama kakakmu!” adalah hal yang mungkin sering diucapkan orang tua kepada anaknya. Anak kecil punya kebutuhan perkembangan dalam bentuk gerakan. Mereka harus menghabiskan banyak waktu di luar, bersepeda, bermain-main, merangkak di bawah objek, berayun, lompat-lompat, dan lari-lari. Alih-alih memerintahkan anak diam ketika mereka melakukan ini, kita malah harus mendukung anak yang energik seperti ini dengan mengajaknya main di taman atau jalan-jalan keliling kompleks.

Punya sisi buruk dari kelebihannya

Kita sebagai orang dewasa juga punya hal ini: hal-hal yang kita paling kuasai seringkali membawa efek samping di hal-hal buruk. Misalnya, jika kamu adalah orang yang teliti, kamu mungkin juga perfeksionis dan tidak nyantai. Atau, jika kamu orang yang easygoing dan rileks, kamu mungkin kadang molor janjian. Tapi, sebagai orang dewasa, kita bisa memliah dan mengendalikan kelemahan kita.

Anak-anak juga sama, namun tanpa kontrol. Karena itulah, kadang anak yang pintar di sekolah punya emosi buruk kalau gagal, atau anak-anak yang hati-hati sering tidak mau beraktivitas, atau yang sangat ceria memiliki kamar tidak rapi, dan lain-lain. Menyadari ini bukan kenakalan anak tetapi merupakan bagian dari perkembangan mereka adalah langkah pertama untuk membantu mereka.

Ingin main setiap saat

Anak kecil yang mengoleskan mukanya dengan mentega, mengajak main kejar-kejaran waktu lagi dimandikan, atau menyembunyikan sepatu ketika kamu hendak berangkat kerja bukan nakal. Memang, ini seperti perbuatan iseng dan jahil yang tak tahu waktu. Tapi, ini adalah bawaan anak-anak. Mereka merasa senang bertingkah konyol dan bahagia dengan koneksi yag hadir dengan tawa bersama. Anak-anak juga menyukai kejutan, semangat, dan hal-hal baru. Karena itu, bermain-main adalah hal wajar bagi mereka.

Baca juga Dear Mommy, Kenali Bahaya Obesitas Dini Dan Cara Mencegahnya Pada Anak Sebelum Terlambat

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

6 Souvenir Pernikahan yang Penuh Perhatian dan Berkah untuk Membuat Tamu Anda Merasa Istimewa

Merencanakan dan melaksanakan pernikahan bisa terasa seperti menghadapi