Pemanis buatan pernah diperkenalkan sebagai solusi dari segala masalah ketergantungan terhadap gula. Namun, penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa ternyata mereka tidak sebaik yang kita kira. Pemanis buatan berperan seperti penipu, membuat tubuh kita seolah merasakan nikmat rasa manis yang sebenarnya hanya bohongan. Bahan ini mampu mempermainkan rasa, nafsu makan, dan bahkan pengendalian diri kita.
Apa yang terjadi seandainya kita berhenti mengkonsumsinya dan meningkatkan pengendalian diri yang lebih sehat terhadap konsumsi gula sebagai gantinya?
Indera perasamu akan berhenti ditipu.
Pemanis buatan mengacaukan cara kita merasakan makanan. Meskipun produsen berussaha membuat rasanya mirip dengan rasa gula, namun mereka biasanya keterlaluan, menciptakan rasa manis yang melampaui rasa gula. Hal ini memborbardiri indera pengecap kita sehingga kita tak mampu lagi menentukan mana yang manis dan mana yang tidak. Perasa alamiah kita menjadi berantakan. Makanan yang manis natural seperti buah-buahan menjadi tak lagi menarik.
Mikrobioma bisa normal.
Salah satu dampak pemanis buatan adalah bagaimana mereka mengubah mikrobioma. Jenis pemanis ini bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri-bakteri tertentu di usus. Guna dari bakteri ini adalah mengekstrasi energi dari makanan dan mengubahnya menjadi lemak. Hal ini bisa menyebabkan meningkatnya berat badan.
Gula darahmu akan menjadi lebih stabil.
Reseptor manis di dalam tubuhmu terpacu oleh pemanis buatan yang bereaksi seolah-olah itu adalah pemanis sungguhan. Akibatnya, tubuh menjadi kurang efektif dalam membakar lemak. Dengan menipu tubuh untuk berpikir bahwa lebih banyak gula sedang memasuki sistem, tubuh akan membuat elbih banyak insulin. Tak heran, mereka yang mengkonsumsi pemanis artifisial biasanya mengalami peningkata insulin hingga 20%, yang mengakibatkan penurunan level gula darah. Hasilnya, insulin menimpan lemak di dalam tubuh, meningkatkan simpanan energi, dan membuat lapar. Ini bisa berakibat sangat buruk bagi metabolisme dan meningkatkan resiko sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.
Berat badanmu akhirnya turun.
Ada banyak alasan untuk menyimpulkan mengapa gula buatan bisa menyebabkan obesitas. Salah satunya adalah bagaimana konsumsi ini mempengaruhi perilaku. Karena percaya bahwa pemanis ini tidak mengandung kalori, kita bisa berpikir seperti orang yang bersih dan masih punya kesempatan untuk membuat dosa-dosa kecil lagi. Sebagai contoh, karena kita tidak memasukkan gula asli ke dalam gelas jus kita, kita mungkin berpikir masih punya jatah kalori untuk makan cake seteah makan maam.
Padahal, pemanis buatan bisa mengacaukan zat kimia dalam otak sehingga kita menjadi lapar terhada makanan ekstra manis yang tidak biasa. Kita menjadi lebih mengidam karbohidrat, gula-gulaan, dan tepung. Dan rasa lapar ini sulit dipuaskan karena manisnya akan trasa kurang, Akibatnya, kita bisa mengalami peningkatan berat badan.
Kamu akan mebuat pilihan-pilihan makanan lebih baik.
Yang paling berbahaya dari gula buatan adalah dampak beruntunnya yang membuat kita tidak bisa memilih makanan-makanan alamiah dengan sehat dan terkontrol. Yang terbaik adalah menggantinya dengan gula asli. Setidaknya, ktia akan sadar apa yang kita lakukan dan konsekuensinya terhadap berat badan kita. Selain itu, gula alami ditemukan pada makanan alami dan segar yang jelas lebih sehat untuk pola makan kita.
Facebook Comments