Selama kehamilan, tubuh Anda cenderung menurunkan daya tahan tubuh untuk mencegah terjadinya bahaya pada janin yang sedang tumbuh. Inilah sebabnya Anda mungkin lebih rentan terserang flu. Namun, menemukan kelegaan dari gejala-gejala tersebut tidaklah sulit.
Memahami Pilek dan Gejalanya
Pilek adalah infeksi saluran pernapasan atas yang menular yang disebabkan oleh virus tertentu yang tidak meninggalkan kekebalan yang bertahan lama. Akibatnya, orang dapat terinfeksi oleh virus tersebut berulang kali. Menurut American Lung Association, pilek menyebabkan lebih banyak kunjungan dokter di Amerika Serikat daripada kondisi kesehatan lainnya.
Ada lebih dari 200 jenis virus yang dapat menyebabkan pilek, termasuk yang berikut ini:
- Human rhinovirus
- Coronavirus
- Human parainfluenza virus (HPV)
- Respiratory syncytial virus (RSV)
- Adenovirus
Gejala pilek dapat meliputi yang berikut ini (1):
- Tenggorokan gatal atau sakit
- Hidung tersumbat
- Hidung berair
- Bersin
- Batuk
- Kelelahan
- Demam ringan yang suhunya lebih rendah dari 100℉
Rata-rata, orang dewasa terserang pilek dua atau tiga kali setahun dan anak-anak bahkan lebih sering. Pilek juga umum terjadi selama kehamilan. Mari kita pahami alasannya.
Hal Penting
- Saat Anda hamil, tubuh menurunkan mekanisme pertahanannya untuk menghindari hambatan perkembangan janin, yang dapat menyebabkan pilek yang sering.
- Semprotan hidung dengan air garam merupakan pengobatan yang aman untuk membersihkan hidung yang tersumbat selama kehamilan.
- Penting untuk tidur setidaknya 7 hingga 9 jam untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh Anda. Konsumsi teh kunyit atau jahe untuk meredakan batuk dan pilek.
- Hindari konsumsi obat bebas secara acak, terutama jika Anda berada di trimester pertama.
Mengapa Anda Terkena Pilek Selama Kehamilan?
Anda lebih rentan terserang pilek selama kehamilan karena sistem kekebalan tubuh Anda tertekan. Saat Anda hamil, sistem kekebalan tubuh alami Anda tidak dapat membedakan janin yang sedang tumbuh dari virus atau entitas asing lainnya dan dapat menyerang janin melalui antibodi. Agar janin aman terhadap serangan tersebut, sistem kekebalan tubuh menurunkan mekanisme pertahanannya dan mencegah hal itu terjadi.
Namun, meskipun imunosupresi ini melindungi janin dari serangan dari dalam, hal itu membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi virus seperti pilek dan flu. Dan meskipun virus tidak dapat mencapai rahim, Anda mungkin merasakan semua gejala dan ketidaknyamanan yang terkait dengan pilek. Jadi, mari kita lihat bagaimana Anda dapat memperoleh sedikit kelegaan dan meningkatkan kesehatan kehamilan Anda dengan pengobatan sederhana dan aman untuk pilek selama kehamilan.
Kapan Harus ke Dokter
Jika Anda merasa gejala Anda tidak kunjung membaik bahkan setelah 10 hari atau malah bertambah parah, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter kandungan dan ginekologi Anda. Namun, jika Anda mengalami gejala seperti flu, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
- Demam tinggi (suhu di atas 100,4℉)
- Menggigil
- Kesulitan bernapas
- Kebingungan
- Pusing
- Muntah
Setelah didiagnosis, dokter akan meresepkan obat yang tepat dan aman untuk kehamilan. Terkait hal tersebut, hanya sedikit obat yang dijual bebas yang dianggap aman untuk digunakan sebagai obat flu selama kehamilan.
Pilihan Perawatan Lainnya
Obat-obatan yang dijual bebas umumnya digunakan untuk mengatasi gejala flu. Namun, wanita pada trimester pertama kehamilan harus menghindari minum obat apa pun kecuali atas petunjuk penyedia layanan kesehatan dan dokter kandungan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diingat sebelum Anda memilih untuk mengobati sendiri flu selama kehamilan:
- Asetaminofen (umumnya tersedia sebagai Tylenol) adalah pereda nyeri dan membantu mengatasi demam selama kehamilan. Obat ini dianggap aman selama kehamilan. Aspirin, pereda nyeri lainnya, harus dihindari saat mengandung anak.
- Penekan batuk yang mengandung obat-obatan seperti dekstrometorfan dan guaifenesin mungkin aman selama kehamilan. Meskipun demikian, Anda hanya boleh menggunakannya sebagai pilihan terakhir karena bahan-bahan lain dalam obat batuk ini mungkin tidak aman.
- Semprotan hidung dan strip hidung saline dapat digunakan dengan aman untuk meredakan hidung tersumbat. Obat-obatan ini merupakan alternatif yang lebih aman daripada dekongestan yang belum diteliti dengan baik selama kehamilan. Bersin dan pilek akibat pilek dapat diatasi dengan menggunakan antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl), loratadine (Claritin), chlorpheniramine (ChlorTrimeton), dan cetirizine (Zyrtec).
Karena pengobatan selama kehamilan berisiko, dan pilek bisa sangat tidak nyaman, sebaiknya Anda mencoba menghindarinya sama sekali.
Cara Mencegah Pilek Selama Kehamilan
Untuk meminimalkan risiko terkena pilek saat hamil, ikuti kiat-kiat berikut:
- Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air selama 20 detik, atau gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
- Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci.
- Jauhi orang yang sakit.
- Tetaplah aktif karena olahraga ringan hingga sedang yang aman bagi kehamilan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Makan makanan sehat dan istirahat yang cukup.
- Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
- Perkuat sistem kekebalan tubuh Anda dengan tidur yang cukup dan makan makanan yang sehat dan seimbang.
Baca Juga :
Facebook Comments