“Rasa sakit mental tidak sedramatis rasa sakit fisik, tetapi lebih umum dan juga lebih sulit ditanggung. Upaya yang sering dilakukan untuk menyembunyikan rasa sakit mental justru menambah beban: lebih mudah mengatakan, “Gigiku sakit” daripada mengatakan “Hatiku hancur.” ― C.S. Lewis, The Problem of Pain

C.S. Lewis, penulis Inggris yang terkenal, menggambarkan secara akurat dalam kutipan di atas beban ganda depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya. Kondisi ini melemahkan jika tidak diobati dan ketidakmampuan orang tersebut dan keluarga mereka untuk berbicara secara terbuka tentang kondisi ini dan mencari pertolongan, memperburuk keadaan.

Apa itu depresi?

Menurut WHO – Depresi adalah gangguan mental yang umum, ditandai dengan kesedihan yang terus-menerus dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya Anda nikmati, disertai dengan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, setidaknya selama dua minggu.

Hal ini dapat memengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku Anda serta menyebabkan beberapa masalah emosional dan fisik, termasuk terkadang merasa bahwa “hidup tidak layak dijalani”.

Depresi di kalangan perempuan 

Banyak faktor yang dapat menyebabkan depresi di kalangan perempuan termasuk perkembangan, reproduksi, hormonal, genetik, dan perbedaan biologis lainnya (misalnya sindrom pramenstruasi, melahirkan, infertilitas, dan menopause).

Faktor sosial juga dapat menyebabkan tingkat depresi klinis yang lebih tinggi di kalangan perempuan, termasuk stres di tempat kerja, tanggung jawab keluarga, peran dan harapan perempuan, serta meningkatnya tingkat pelecehan seksual dan kemiskinan.

Gejala depresi

Jika Anda mengalami beberapa tanda dan gejala berikut hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, selama setidaknya dua minggu, Anda mungkin menderita depresi:

  • Suasana hati sedih, cemas, atau “kosong” yang terus-menerus, termasuk sering menangis
  • Merasa putus asa, tidak berdaya, tidak berharga, atau tidak berguna
  • Mudah tersinggung
  • Kehilangan minat atau kesenangan pada hobi dan aktivitas
  • Energi berkurang atau kelelahan
  • Bergerak atau berbicara lebih lambat
  • Merasa gelisah atau kesulitan duduk diam
  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan
  • Kesulitan tidur, bangun pagi-pagi sekali, atau tidur berlebihan
  • Merasa mudah terganggu, terganggu, atau marah
  • Perubahan nafsu makan dan/atau berat badan
  • Penyakit atau nyeri, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan tanpa penyebab fisik yang jelas dan/atau yang tidak kunjung membaik meskipun sudah diobati
  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri, atau upaya bunuh diri

Tidak semua orang yang mengalami depresi mengalami setiap gejala. Beberapa orang hanya mengalami beberapa gejala sementara yang lain mungkin mengalami banyak gejala.

Bagaimana depresi memengaruhi wanita?

Ada beberapa tahap dalam kehidupan seorang gadis/wanita yang membuatnya lebih rentan terhadap depresi. Tahap-tahap tersebut adalah:

1. Masa pubertas – Perubahan hormon dapat meningkatkan risiko depresi. Namun, perubahan suasana hati sementara, yang tidak menyebabkan depresi, umum terjadi pada periode ini.

2. Periode pramenstruasi – Bagi kebanyakan wanita, Sindrom pramenstruasi atau PMS terdiri dari perut kembung, mudah tersinggung, cemas, nyeri payudara, dll. Sejumlah kecil wanita mengalami gejala yang parah dan melumpuhkan, termasuk pikiran untuk bunuh diri, yang mengganggu kehidupan mereka. Ini dikenal sebagai gangguan disforik pramenstruasi dan diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.

3. Kehamilan dan pascapersalinan – Depresi memengaruhi sekitar 11% wanita selama periode ini. Ada perubahan besar dalam kadar hormon selama periode ini dan berkontribusi terhadap perubahan suasana hati dan depresi. Periode pasca melahirkan sangat menegangkan karena sulit tidur, masalah menyusui, hilangnya kewanitaan, dll.

4. Perimenopause dan Menopause – Fluktuasi hormon juga dianggap sebagai penyebab depresi. Selain itu, kesepian (sindrom sarang kosong), efek menopause pada seks (misalnya, libido menurun, vagina kering), peningkatan berat badan, dll. juga dapat menyebabkan depresi.

Dapatkah depresi diobati?

Ya. Ada terapi psikologis dan medis yang sangat efektif dalam pengobatan depresi.

Langkah terpenting dalam pengobatan depresi adalah mengenali gejalanya dan mencari pertolongan dini. Mencari pertolongan medis sering kali tertunda karena stigma yang berlaku di negara ini. Namun, menggembirakan untuk dicatat bahwa lebih banyak wanita dan keluarga mereka (di daerah perkotaan) mencari pertolongan untuk keluar dari situasi ini.

Baca Juga :

Selebriti Yang Berjuang Melawan Depresi

6 Tips Meditasi Untuk Kecemasan Dan Depresi

Cara Menolong Seseorang Yang Depresi (Bagian I)

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

10 Cara Untuk Tetap Tenang Di Lingkungan Yang Penuh Tekanan

Stres adalah bagian dari kehidupan. Kehidupan kita sehari-hari