Stres dapat menyebabkan mimisan. Hubungannya terletak pada bagaimana stres memengaruhi seluruh tubuh. Saat mengalami stres, tubuh merespons dengan meningkatkan produksi hormon seperti adrenalin dan nkortisol. Hormon-hormon ini menyebabkan berbagai perubahan fisiologis, termasuk peningkatan tekanan darah. Tekanan darah tinggi dapat membebani pembuluh darah halus di hidung Anda, membuatnya lebih rentan pecah dan, akibatnya, mimisan. Peningkatan kerapuhan ini dapat lebih parah lagi jika dikombinasikan dengan faktor-faktor lain seperti selaput hidung kering atau kebiasaan mengupil. 

Sekitar 60% orang akan mengalami mimisan setidaknya sekali, dengan 10% memerlukan intervensi medis. Mimisan (epistaksis) terjadi ketika pembuluh darah kecil di mukosa yang melapisi lubang hidung pecah atau terluka, menyebabkan pendarahan dari satu atau kedua lubang hidung. Meskipun mimisan sesekali dapat terjadi, Anda harus mendiskusikan kejadian yang sering terjadi dengan profesional kesehatan.

Ada dua jenis mimisan:

  1. Mimisan anterior

Mimisan ini terjadi ketika pembuluh darah di bagian depan rongga hidung pecah, yang menyebabkan pendarahan. Mimisan di bagian depan hidung adalah hal yang umum dan biasanya sembuh tanpa harus menemui profesional medis. Penyebab mimisan yang paling umum meliputi kondisi lingkungan seperti udara kering dan kelembapan rendah, alergi, trauma hidung, atau sering mengupil.

  1. Mimisan posterior

Mimisan ini berasal dari pembuluh darah yang lebih dalam di bagian belakang rongga hidung. Mimisan ini lebih jarang terjadi daripada mimisan anterior tetapi bisa lebih parah, mengakibatkan kehilangan darah yang signifikan yang memerlukan intervensi medis. Mimisan posterior sering kali disebabkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti tekanan darah tinggi, gangguan pendarahan (atau mengonsumsi obat antikoagulan) yang mengganggu pembekuan darah, atau cedera hidung. Penelitian ilmiah telah menetapkan hubungan antara stres dan berbagai gejala fisiologis, termasuk mimisan. Misalnya, sebuah studi besar tahun 2017 menemukan bahwa individu dengan kondisi medis seperti obesitas, hipertensi, dan sinusitis kronis serta kondisi kesehatan mental seperti kecemasan mengalami frekuensi mimisan yang lebih tinggi daripada subjek kontrol.

Penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi dikaitkan dengan lebih banyak kunjungan ke ruang gawat darurat untuk mimisan, beberapa di antaranya terjadi di lokasi posterior. Mimisan posterior memerlukan perawatan dan intervensi agresif selain dari sekadar pembalutan hidung dan tekanan untuk menghentikan pendarahan. Dengan kata lain, gangguan stres dan kecemasan dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan risiko pendarahan yang memerlukan perhatian medis.

Pengobatan Mimisan Stres

Jika Anda mengalami mimisan yang dipicu oleh stres, Dr. Bashir menawarkan panduan langkah demi langkah untuk mengatasinya secara efektif:

  • Tetap tenang: Stres sering kali memperburuk situasi. Tarik napas dalam-dalam untuk membantu rileks.
  • Duduk tegak: Condongkan tubuh sedikit ke depan untuk mencegah darah mengalir ke tenggorokan. Jepit lubang hidung Anda: Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menjepit lubang hidung tepat di bawah bagian tulang hidung Anda, dan tahan selama 10-15 menit agar terjadi pembekuan. Klinik Cleveland menyarankan untuk menyemprotkan semprotan hidung dekongestan yang dijual bebas, seperti Afrin (oxymetazoline), ke lubang hidung yang berdarah sebelum menekan hidung Anda. Lakukan ini hanya jika Anda memiliki Afrin. Jangan menunda untuk menjepit hidung.
  • Berikan kompres dingin: Letakkan kompres es atau kain dingin di pangkal hidung. Ini membantu menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi pendarahan.
  • Hindari aktivitas yang berat: Istirahatlah. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan darah Anda lagi.
  • Hindari membuang ingus: Berikan waktu bagi hidung Anda untuk pulih sebelum melanjutkan aktivitas rutin yang dapat mengiritasinya.

Cara Mencegah Mimisan Akibat Stres

  • Untuk mencegah mimisan yang mungkin timbul akibat stres, pertimbangkan kiat-kiat praktis berikut:
  • Tetap terhidrasi dengan baik: Minum banyak air untuk menjaga saluran hidung Anda tetap lembap dan tidak mudah berdarah. 
  • Gunakan pelembap udara: Menambahkan kelembapan ke udara, terutama di lingkungan kering, dapat membantu mencegah kekeringan hidung. Pastikan untuk membersihkan pelembap udara secara teratur, sesuai dengan buku petunjuk. 
  • Oleskan lapisan tipis Vaseline: Sejumlah kecil di dalam hidung Anda dapat menjaga kelembapan dan mencegah iritasi dengan menjaga mukosa hidung tetap terlumasi. Kelola tingkat stres Anda: Untuk mengurangi stres, masukkan praktik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam ke dalam rutinitas harian Anda. 
  • Batasi penggunaan obat-obatan yang meningkatkan pendarahan: NSAID seperti aspirin dan ibuprofen serta pengencer darah Jantoven (warfarin) dapat meningkatkan risiko pendarahan. Penyesuaian pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan profesional kesehatan.

Baca Juga :

Sering Mimisan? Yuk Cari Tahu Seluk Beluknya

Ini 5 Manfaat yang Akan Kamu Dapatkan Jika Makan Bawang Setiap Hari

5 Kelainan Genetik yang Ditularkan Melalui Garis Keturunan Wanita

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

4 Buah Teratas untuk Kulit Bercahaya

Kesehatan kulit Anda berhubungan langsung dengan pola makan