Kesuburan, kemampuan untuk mengandung dan melahirkan anak, merupakan proses alami yang ingin dialami oleh banyak orang. Namun, berbagai faktor bisa mempengaruhi kesuburan, termasuk kebiasaan gaya hidup. Meskipun beberapa kebiasaan meningkatkan kesehatan reproduksi, kebiasaan lain mungkin berdampak buruk pada kesuburan. Para ahli memperingatkan bahwa jika individu berusia akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan menerapkan gaya hidup tanpa memprioritaskan kesehatan, kemungkinan menjadi orang tua akan berkurang. Temuan penelitian terbaru menyoroti penurunan kemampuan reproduksi setelah melewati usia 40 tahun baik pada pria maupun wanita.
“Dampak buruk dari gaya hidup serba cepat saat ini cukup mencolok. Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam Reproductive Biology and Endocrinology menekankan peran penting faktor gaya hidup dan kebiasaan dalam membentuk kesehatan reproduksi dan kesejahteraan secara keseluruhan bagi pria dan wanita,” jelas Dr. Jyoti Tripathi, Konsultan Fertilitas di Nova IVF Fertility, yang merasakan hal itu Pola gaya hidup yang ditandai dengan kebiasaan kurang gerak, kurangnya aktivitas fisik, pekerjaan di meja kerja, dan meningkatnya ketergantungan pada kemudahan teknologi telah berdampak buruk pada kesehatan fisik kita. “Yang mengkhawatirkan, sistem reproduksi kita adalah salah satu korban awal dari kebiasaan tidak sehat ini,” tambahnya.
Berikut daftar kebiasaan sehari-hari yang berpotensi membahayakan kesuburan seseorang:
- Gangguan Tidur
Tidur yang cukup sangat penting untuk berfungsinya sistem endokrin. Pola tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon sehingga meningkatkan kerentanan terhadap infertilitas baik pada pria maupun wanita.
- Stres Tinggi
Peningkatan tingkat stres saling terkait dengan masalah konsepsi akibat gangguan hormonal dalam tubuh. Meningkatnya stres dapat menyebabkan peningkatan kadar prolaktin, yang pada gilirannya dapat mengganggu ovulasi pada wanita dan mengakibatkan penurunan libido pada pria. Menerapkan teknik manajemen stres yang efektif, seperti olahraga, meditasi, atau konseling, dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesuburan secara keseluruhan.
- Paparan Terhadap Pengganggu Lingkungan
Paparan terhadap pengganggu lingkungan seperti mikroplastik, mesin pencuci piring, dan pestisida dapat mempengaruhi tingkat hormonal serta kualitas sel telur dan sperma seseorang. Meminimalkan paparan racun ini adalah kunci untuk meningkatkan tingkat kesuburan.
- Pakaian Dalam Ketat
Mengenakan pakaian dalam sintetis yang ketat dapat membahayakan kesuburan. Oleh karena itu, beralih ke celana boxer berbahan katun longgar penting dilakukan agar testis tetap dingin. Testis berfungsi paling baik pada suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu inti tubuh. Oleh karena itu, mengenakan pakaian dalam yang longgar dan menyerap keringat membantu memperlancar sirkulasi udara dan mencegah sesak di sekitar skrotum, sehingga mendukung kesehatan reproduksi.
- Penggunaan Teknologi yang Berlebihan
Kesejahteraan digital semakin dikenal dalam masyarakat kita yang didorong oleh teknologi, yang menekankan perlunya mengurangi paparan terhadap perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, laptop, dan perangkat game. Cahaya biru yang dipancarkan ponsel pintar terbukti mengganggu produksi alami melatonin, zat yang melindungi sperma dari stres oksidatif akibat panas.
- Mandi Air Panas
Paparan suhu tinggi di sauna dapat menyebabkan gangguan signifikan pada sperma, termasuk perubahan indeks sperma, disfungsi mitokondria, dan kerusakan DNA sperma. Namun, tekanan panas menyebabkan apoptosis pada jaringan testis sebagai produk sampingan dari jalur mitokondria atau kerusakan DNA. Namun, penting untuk diingat bahwa durasi paparan panas memainkan peran penting. Mandi air panas atau mandi sauna sekali saja mungkin tidak langsung membahayakan sperma, namun paparan panas langsung pada kulit skrotum secara terus-menerus dan berulang-ulang, seperti yang sering terlihat pada sesi sauna atau mandi air panas, memang dapat berdampak buruk pada spermatogenesis.
- BMI yang tidak sehat
Tinggi atau rendahnya Indeks Massa Tubuh (BMI) yang melebihi 25 kg/m2 dapat berdampak negatif pada kualitas sel telur pada wanita dan kualitas sperma pada pria. Mempertahankan BMI yang sehat dalam kisaran 20-25 kg/m2 meningkatkan peluang pembuahan. Untuk mencapai hal ini, diperlukan kombinasi penerapan pola makan yang sehat dan seimbang serta melakukan olahraga rutin secara teratur.
- Penggunaan Steroid Anabolik
Penggunaan steroid anabolik untuk tujuan pembentukan otot dapat mengakibatkan efek buruk pada kesehatan reproduksi, termasuk penurunan produksi sperma, penyusutan testis, dan masalah kesuburan. Sangat penting untuk menghindari penggunaan zat-zat ini tanpa resep medis, karena penyalahgunaannya dapat berdampak serius pada fungsi reproduksi.
- Asupan Kopi Berlebihan
Asupan kopi berlebihan telah dikaitkan dengan penurunan produksi sperma, penurunan kadar testosteron, masalah ovulasi, dan penurunan kualitas sel telur. Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi asupan kafein harian tidak lebih dari 250 mg, terutama bagi calon orang tua.
- Konsumsi Junk Food
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi junk food dapat berdampak buruk secara signifikan terhadap kesuburan. Tren melewatkan sarapan, memilih makan siang sebentar, menikmati makan malam mewah di meja kerja, dan tidak makan di kalangan pekerja merupakan hal yang umum terjadi, dan tampaknya hal ini berdampak berbahaya pada kesehatan dan kesuburan. Hubungan antara makanan dan kesuburan saling terkait, dan kekurangan gizi terbukti berdampak langsung pada tingkat kesuburan seseorang.
Baca Juga :
5 Alasan Anda Membutuhkan Pelatih Kesehatan Dalam Hidup Anda
6 Cara Menangani Komentar Tidak Sensitif tentang Kesuburan
<strong>Apakah Infeksi Menular Seksual (IMS) Mempengaruhi Kesuburan?</strong>
Facebook Comments