Pertanyaan ini lebih rumit daripada membandingkan jumlah kematian berdasarkan banyaknya kasus.
- Saat ini sudah ada perkiraan tingkat kematian dari COVID-19, tetapi belum ada yang tahu pasti berapa angka sebenarnya.
- Jika belum dilakukan pengujian lebih lanjut pada orang yang menunjukkan gejala ringan atau bahkan orang yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, kita tidak mungkin mendapatkan tingkat kematian yang akurat untuk COVID-19
- Para ahli mengatakan bahwa fokus pada tingkat kematian bukanlah hal terpenting. Lebih baik fokus pada bagaimana virus ini dapat menjadi sangat berbahaya bagi populasi tertentu (orang lanjut usia dan orang dengan penyakit kronis lainnnya)
Jadi, apakah Virus Korona mematikan?
Wabah ini berubah dengan cepat. Jika kamu mencoba untuk menghitung angka kematian di negara-negara yang terjangkit wabah dengan skala besar, kamu akan melihat angka yang konsisten, tapi angka itu juga cenderung menurun setelah para ilmuwan semakin memahami tentang wabah ini.
Ketika wabah dimulai, orang-orang yang paling sakitlah yang lebih mungkin pergi ke rumah sakit dan segera mendapat diagnosis. Logikanya, jika orang yang tidak menunjukkan gejala juga diuji, maka persentase orang yang terjangkit virus tetapi pulih dari virus akan jauh lebih tinggi — dengan demikian, tingkat kematian akan lebih rendah. Sebagai contoh, perkiraan awal tingkat kematian terkait dengan COVID-19 di Wuhan, Cina (kota di mana wabah dimulai), sekitar 2% atau 3%. Tetapi sekarang, setelah lebih banyak kasus terdeteksi, angka kematian di Wuhan mungkin justru lebih rendah, yaitu mendekati 1,4%.
Gejala COVID-19 apa saja yang harus saya waspadai?
Menurut CDC, ada tiga gejala utama COVID-19 :
- Demam
- Batuk
- Sesak napas
Diperlukan waktu hingga 14 hari (sejak orang mulai terjangkit virus) untuk memunculkan gejala-gejala ini. WHO melaporkan bahwa orang lain mungkin mengalami hal-hal ini :
- Sakit / Nyeri
- Hidung tersumbat
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Diare
Bagi kebanyakan orang, gejala-gejala ini bisa jadi ringan — bahkan beberapa orang mungkin terinfeksi dan tidak mengalami gejala sama sekali. Satu-satunya cara untuk benar-benar mengetahui apakah seseorang memiliki COVID-19 adalah dengan melakukan tes.
Kapan orang harus pergi ke dokter jika mereka curiga mereka telah terjangkit Virus Korona?
Meskipun hanya sekitar 1 dari 5 orang yang perlu mendapat perawatan di rumah sakit, menurut WHO ada beberapa situasi ketika upaya untuk memeriksakan diri ke dokter adalah ide yang bagus. Rumah sakit memperingatkan bahwa jika kamu mengalami kesulitan bernafas, ini mungkin merupakan tanda bahwa kamu mengalami infeksi pernapasan atau kondisi serius lainnya akibat COVID-19. Oleh karena itu, kamu harus segera menghubungi dokter dan memeriksakan diri.
Bagaimana Virus Korona ditularkan dari orang ke orang?
Sementara penelitian masih terus berlangsung, Virus Korona paling sering ditularkan dari orang ke orang melalui transmisi tetesan. Jadi, ketika seseorang yang terinfeksi COVID-19 sedang batuk atau bersin, partikel virus kecil dikeluarkan melalui tetesan dan dapat menyebar hingga enam kaki. Tetesan ini dapat mendarat pada orang lain, atau pada permukaan tertentu yang sering disentuh oleh orang lain. Virus yang ada di tangan seseorang bisa masuk ke mulut, hidung atau mata mereka ketika mereka menggunakan tangan untuk menyentuh wajah atau mungkin makan, tanpa cuci tangan terlebih dahulu.
Itulah alasan mengapa kita dihimbau untuk terus rajin mencuci tangan, menghindari sentuhan pada wajah jika belum mencuci tangan, atau menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan ketika cuci tangan tidak memungkinkan.
Baca Juga :
https://www.tampilcantik.com/qna-tentang-covid-19-virus-corona/
Facebook Comments