Kita semua tahu bahwa dampak-dampak pemanasan global mengancam lingkungan alamiah kita. Ternyata, bukan hanya terhadap lingkungan saja dampak buruknya, pada tubuh dan kesehatan kita pun demikian. Polutan yang berada di suplai udara dan air kita membawa resiko-resiko buruk bagi kesehatan. Bahkan menurut penelitian WHO, perubahan iklim diduga akan mengakibatkan hingga 250.000 kematian antara tahun 2030-2050. Bagaimana perubahan iklim membahayakan manusia?
1. Perubahan iklim mengancam suplai makanan kita
Naiknya suhu rata-rata, gelombang panas, kekeringan, banjir, dan badai muim dingin yang diakibatkan perubahan iklim membuat semakin sulit untuk menumbuhkan berbagai jenis makanan. Selain itu, perubahan-perubahan itu juga meningkatkan kemungkinan kontaminasi makanan.
2. Temperatur yang ekstrim mengkatalis kondisi kronis
Peningkatan suhu mengakibatkan naiknya level polusi ozon di udara yang menjadikan maraknya penyakit pernapasan. Paparan lama terhadap temperatur tinggi juga diasosiasikan dengan meningkatnya resiko opname penyakit kardiovaskuler, ginjal, dan kondisi terkait diabetes.
3. Polusi udara memperparah gejala-gejala asma
Sebuah studi menemukan bahwa para pecinta hobi berkemah yang memiliki asma sedang hingga parah ternyata lebih rentan terkena serangan pada saat polusi lebih tinggi. Bahkan, resiko terserang asma ini meningkat hingga 40%.
4. Kualitas udara yang buruk mengancam rutinitas latihan outdoor
Kini, para ahli kesehatan merekomendasikan agar kita membatasi latihan luar ruangan di hari-hari ketika polusi tinggi.
5. Lebih banyak CO2 artinya lebih sedikit protein
Level CO2 yang meningkat disinyalir bisa meningkatkan konsentrasi karbohidrat dan mengurangi konsentrasi protein dan mineral-mineral penting pada tanaman. Padahal, kita tahu bahwa diet tinggi karbohidrat dan rendah protein adalah sesuatu yang buruk.
6. Polutan sangat berbahaya pada saat hamil
Ibu hamil juga harus ekstra waspada terhadap polutan. Bayi-bayi yang terekspos polusi udara urban dari bahan bakar fosil ketika masih dalam kandungan memliki kemungkinan lebih besar untuk mengidap kecemasan dan depresi pada hidupnya nanti.
7. Perubahan iklim secara tidak proporsional mempengaruhi wanita, terutama di negara-negara berkembang.
Bukti-bukti yang ada menunjukan bahwa para wanita di negara berkembang lebih mungkin mengalami kekurangan makanan dan air pada saat krisis. Berdasarkan Rainforest Alliance, cuaca ekstrim juga mempengaruhi lebih banyak wanita dibanding pria di negara-negara miskin. Selain itu, suhu yang menghangat juga merupakan elemen yang menstimulasi menyebarnya penyakit-penyakit tropis seperti Zika, yang terutama menyerang wanita hamil dan janinnya.
8. Perubahan iklim mempercepat tumbuhnya penyakit terkait air
Di negara-negara berkembang, lebih banyaknya pola curah hujan bisa mengancam suplai air bersih dan meningkatkan resiko penyakit-penyakit diare. Padagal saat ini, setiap tahunnya penyakit diare telah membunuh sekitar 760.000 balita. Di negara yang lebih berkembang, kontaminan industrial bisa mempengaruhi kualitas air.
Selain itu, ada banyak bencana yang terjadi karena perubahan iklim. Karena itulah, sangat penting untuk menjadi ekstra hati-hati, dan berpartisipasi dalam program-program positif untuk memperlambat perubahan ini.
Facebook Comments