Setiap orang tua memiliki kebebasan untuk mengadopsi gaya pengasuhan yang mereka yakini paling efektif, baik dalam mendisiplinkan anak mereka maupun membantu membentuk mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Meskipun ada sejumlah besar gaya pengasuhan yang memiliki banyak kualitas yang saling bertentangan, ada beberapa yang juga memiliki banyak kesamaan. Kesamaan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi gaya pengasuhan yang termasuk dalam kelompok tertentu. Simak penjelasan berikut ini untuk mempelajari tentang enam kelompok gaya pengasuhan yang berbeda dan cek gaya pengasuhan mana yang cocok dengan Anda.
1. Gaya pengasuhan: Attachment parenting
Attachment parenting adalah gaya pengasuhan yang menitikberatkan pada kedekatan fisik antara orang tua dan anak sebagai keharusan untuk keamanan emosional bayi.
Hal ini didasarkan pada teori yang menunjukkan bahwa bayi dan anak-anak membutuhkan kedekatan emosional dan fisik dengan orang tua mereka untuk berkembang menjadi orang dewasa yang stabil.
Metode ini termasuk menghindari semua pikiran negatif tentang kehamilan, menyusui dan menggunakan sentuhan pengasuhan dengan melakukan tidur bersama dan mandi bersama dengan anak Anda, serta menggendongnya di gendongan bayi yang menghadap ke depan.
2. Gaya pengasuhan: Pola asuh permisif
Pengasuhan permisif adalah salah satu gaya pengasuhan yang paling lunak, di mana orang tua menghindari semua konfrontasi dan hukuman dengan anak-anak mereka dengan menolak untuk menetapkan aturan dasar.
Orang tua yang permisif lebih mementingkan dilihat sebagai teman anak mereka daripada sosok yang berwibawa, dan mereka cenderung membentuk ikatan yang kuat dengan anak-anak mereka.
Meskipun orang tua yang permisif membentuk ikatan yang sangat kuat dengan anak-anak mereka, anak-anak mungkin menunjukkan lebih banyak masalah perilaku di kemudian hari, karena mereka tidak menghargai otoritas atau aturan.
3. Gaya pengasuhan: Pola asuh harimau
Pengasuhan harimau mengacu pada salah satu gaya pengasuhan otoriter yang sebagian besar disukai dalam keluarga keturunan Asia.
Orang tua macan menuntut agar anak-anak mengikuti jadwal belajar intensif dan kegiatan ekstra kurikuler yang melelahkan, terutama dalam pekerjaan berpenghasilan tinggi dan diminati seperti hukum dan kedokteran, kemudian mengukur keberhasilan anak-anak mereka dengan pencapaian ini.
Gaya pengasuhan ini memungkinkan anak menjadi lebih produktif, termotivasi, dan bertanggung jawab. Namun, para kritikus percaya bahwa pendekatan ini menghambat kreativitas dan individualitas sejati anak-anak, karena mereka hanya diberi sedikit ruang untuk mengejar minat mereka sendiri dan membuat pilihan mereka sendiri.
4. Gaya pengasuhan: Pola asuh helikopter
Istilah ‘orang tua helikopter’ pertama kali digunakan dalam Parents & Teenagers, sebuah buku yang ditulis pada tahun 1969 oleh Dr. Haim Ginott. Ini digunakan untuk menggambarkan orang tua yang melayang-layang di atas anak-anak mereka seperti helikopter dan ‘terlalu terlibat’ dalam kehidupan mereka.
Para ahli cenderung percaya bahwa di hampir setiap kasus, orang tua helikopter bertindak karena cinta dan keinginan untuk melakukan yang terbaik untuk anak mereka, namun mereka melakukannya terlalu jauh.
Orang tua helikopter cenderung tahu di mana anak-anak mereka setiap saat. Mereka selalu berusaha melindungi dan mengupayakan apa saja untuk anak. Namun hal ini dianggap melindungi anak-anak dari konsekuensi alami dalam hidup seperti kehilangan dan kegagalan. Pola asuh ini mencegah anak-anak mengembangkan diri untuk peristiwa negatif yang mungkin terjadi dalam kehidupan dewasa mereka.
5. Gaya pengasuhan: Pola asuh terapeutik
Pengasuhan terapeutik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya pengasuhan pengasuhan tinggi lainnya yang menumbuhkan perasaan aman dan keterhubungan. Namun, gaya pengasuhan ini cenderung lebih umum digunakan agar anak-anak yang mengalami trauma.
Pola asuh terapeutik memberikan cara untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut, sehingga mereka dapat merasa aman kembali. Pola asuh ini menggunakan metode PACE, yakni:
Playfulness (keceriaan): menciptakan lingkungan yang ringan dan menarik saat berkomunikasi; misalnya, menggunakan nada ringan saat menceritakan sebuah cerita dan mengekspresikan kesenangan dan kegembiraan.
Acceptance (penerimaan): menunjukkan penerimaan keinginan, perasaan, pikiran, dorongan, motif, dan persepsi anak mereka tanpa menilai atau mengevaluasi
Curiosity (keingintahuan): menunjukkan bahwa mereka memahami perilaku anak mereka. Rasa ingin tahu juga membantu orang tua mengajari anak mereka bagaimana memahami perilaku mereka sendiri
Empati: merasakan kasih sayang dan emosi anak yang sedih atau tertekan dan secara aktif menunjukkannya sehingga anak mereka merasa dipahami. Orang tua akan menawarkan dukungan, kenyamanan, cinta dan komitmen.
Pola asuh ini bisa sangat bermanfaat bagi anak-anak, karena memungkinkan anak untuk membentuk keterikatan yang sehat dengan orang lain dan membangun kepercayaan pada orang dewasa.
6. Gaya pengasuhan: Pengasuhan otoritatif
Pengasuhan otoritatif adalah salah satu gaya pengasuhan yang paling ketat, karena orang tua otoritatif sering dipandang sebagai orang yang disiplin. Harapan orang tua yang otoritatif terhadap anak mereka, misalnya keberhasilan mereka dalam olahraga, akademik atau musik, sangat tinggi dengan fleksibilitas yang terbatas. Pendukung gaya pengasuhan ini berpendapat anak-anak cenderung lebih disiplin dan memahami apa yang diharapkan dari mereka, karena aturan ketat yang diterapkan.
Baca Juga :
<strong>5 Tips Parenting ala Kristen Bell yang Bisa Kamu Praktikkan di Rumah</strong>
7 Kesalahan Parenting yang Dapat Merusak Masa Depan Anak
Facebook Comments