Serangan panik adalah dorongan panik, ketakutan, dan kecemasan yang tiba-tiba, tidak masuk akal, dan parah. Saat ini, banyak orang menderita serangan panik secara teratur dan memiliki gejala fisik (sesak napas, jantung berdebar, gemetar dan berkeringat, deras) dan emosional (pelepasan dari kenyataan, kesepian, ketakutan dan kecemasan). Serangan panik bisa terjadi dengan tergesa-gesa dan berlebihan, tetapi berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya dan tidak membiarkannya mengganggu kehidupan sehari-hari Anda:
Mengatasi Serangan Panik
- Pernapasan Dalam
Hiperventilasi adalah gejala umum serangan panik yang memungkinkan pernapasan dangkal, cepat, dan pengujian dada. Syukurlah ini dapat dikelola dengan latihan pernapasan. Tujuannya adalah untuk menarik napas perlahan dan dalam dari perut dan berkonsentrasi padanya. Perlahan-lahan paru-paru harus terisi udara, lalu Anda menghitung sampai empat dan akhirnya menghembuskan napas. Metode lain yang bisa Anda coba adalah pernapasan 4-7-8. Pada dasarnya dalam ‘teknik relaksasi napas’ ini, seseorang diharuskan menarik napas selama empat detik, menahan napas selama tujuh detik, dan menghembuskan napas secara bertahap selama delapan detik.
- Menemukan Tempat yang Damai
Efek serangan panik meningkat dengan suara dan/atau pemandangan, jadi saat mengalami serangan panik, cobalah tinggalkan tempat ramai atau tempat umum. Anda dapat bersandar di dinding atau menggunakan kamar kecil dengan cepat. Duduk sendiri akan memberi Anda ketenangan pikiran dan memungkinkan Anda untuk memahami situasinya, membantu menghasilkan strategi penanggulangan tanpa gangguan.
- Metode 5-4-3-2-1
Banyak psikolog dan ahli menyarankan ini karena merupakan teknik landasan dan memastikan kesadaran. Ini mengarahkan fokus seseorang menjauh dari sumber stres atau kecemasan dengan mengaktifkan semua organ indera. Ikuti langkah ini:
- Cari F Objek Terpisah. Berikan pemikiran dan waktu yang cukup untuk setiap objek.
- Jauhkan Telinga Anda untuk 4 Suara Berbeda:
- Cobalah untuk memahami apa yang membedakan mereka satu sama lain dan apa sumbernya.
- Sentuh 3 Objek: Sambil merasakannya, pahami tekstur, suhu, ukuran, dan kegunaannya.
- Identifikasi 2 Bau Berbeda: Ini bisa berupa bau deodoran, parfum, kopi, atau makanan apa pun.
- Sebutkan 1 Hal yang Bisa Anda Cicipi: Anda bisa mencoba memahami rasa yang sudah ada di mulut Anda, atau menggigit cokelat/permen dengan cepat.
- Berjalan atau Berolahraga Ringan
Berjalan dianggap sebagai latihan yang sangat berharga dalam mengeluarkan seseorang dari lingkungan yang penuh tekanan. Ritme berjalan juga bisa menyeimbangkan pernapasan berlebihan orang tersebut. Segala jenis olahraga menghasilkan hormon seperti endorfin, hormon bahagia, yang secara alami merilekskan tubuh dan memperbaiki suasana hati. Ini akan mengurangi keparahan serangan panik. Meskipun jika Anda menderita nyeri dada atau otot, latihan ini tidak dianjurkan.
- Bayangkan Tempat Bahagia Anda
Sementara setiap individu memiliki berbagai strategi koping, membayangkan tempat bahagia Anda bisa sangat efektif dalam situasi seperti ini. Tempat ini bisa nyata atau imajiner dengan orang-orang nyata atau imajiner, itu hanya untuk membuat Anda merasa aman, santai, nyaman dan tenang.
Saat serangan dimulai, yang perlu Anda lakukan hanyalah menutup mata dan menempatkan diri Anda di tempat yang menyenangkan ini. Anda juga bisa membayangkan kaki telanjang Anda menyentuh tanah yang sejuk, rumput basah, atau permadani lembut – terbukti bisa menimbulkan hormon bahagia.
- Siapkan lavender oil
Siapkan lavender karena ini adalah salah satu aroma yang paling masuk akal untuk menghilangkan stres dan menenangkan. Bawalah minyak esensial lavender di tas Anda dan gosokkan pada kepalan tangan Anda dan cium secara teratur. Saat mengalami serangan, semprotkan sedikit di lengan Anda, itu akan langsung menenangkan Anda.
Hindari asupan kafein, alkohol, dan merokok – ini memperkuat efek serangan panik.
Baca Juga :
Coba Cara-Cara Ini Buat Menghentikan Serangan Panik Tanpa Obat
<strong>Cobalah 3 Latihan Pernapasan Ini Untuk Mengurangi Stres</strong>
Facebook Comments