Dari waktu ke waktu, selalu ada kejadian di mana orang bersalah kepada kita atau kita bersalah kepada orang lain. Sudah selayaknya kita mendapatkan permintaan maaf ketika orang lain berbuat salah, menyakiti kita, atau mengusik kita dengan berbagai cara. Kita pun demikian, ketika berbuat salah, memang sudah sepantasnya kita berani untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Terkadang, momen meminta maaf (selain di Hari Raya Idul Fitri) bisa jadi sangat canggung dan tidak mengenakkan. Salah satu alasannya, bisa jadi si peminta maaf tidak tulus minta maaf padamu. Berikut ini adalah berbagai contoh permintaan maaf yang tidak tulus. Ketika orang mengatakan ini padamu saat dia minta maaf, berarti dia hanya pura-pura minta maaf di depan kamu :
- “Aku minta maaf. Tapi kamu tahu, kamu sebenarnya hanya membesar-besarkan masalah kecil”
Rasanya kalimat ini hanya mencerminkan kesalahan. Secara formal, seseorang telah meminta maaf kepadamu, tetapi pada saat yang sama, terlihat jelas bahwa mereka tidak merasa menyesal atas apa yang telah mereka lakukan. Sebaliknya, mereka justru mentransfer rasa bersalah kepada kamu dengan mengatakan alasan tersebut.
- “Maaf. Saat itu kan aku hanya bercanda”
Mungkin kita masing-masing pernah berada dalam situasi di mana lawan bicara mengatakan sesuatu yang menyinggung dan menyakiti perasaan kita, lalu dengan mudahnya dia berkata, “Jangan serius begitu dong, aku kan hanya bercanda”. Hal yang mereka anggap “lelucon” semacam ini justru berusaha untuk menunjukkan bahwa perilaku ofensif yang menyakiti hati kamu adalah hal yang normal. Padahal di sisi lain, kamu benar-benar merasakan sakit saat mendengar kata-kata seperti itu. Kamu layak mendapatkan permintaan maaf yang tulus.
- Permintaan maaf yang sebatas formalitas
Permintaan maaf yang dilakukan secara formalitas adalah permintaan maaf demi apa yang akan terjadi di masa depan, bukan untuk meminta maaf atas apa yang telah terjadi di masa lalu. Kadang permintaan maaf ini bisa berbunyi, “Maafkan aku, jika kamu merasa sakit hati atas hal kemarin, tapi jika kamu baik-baik saja, ya sudah”. Memang mereka meminta maaf, tapi kalimat yang semacam itu sudah jelas hanya formalitas karena mereka tidak merasa menyesal atas apa yang mereka lakukan.
- “Maaf ya, jangan tersinggung. Kamu tahu kan kalau itu … “
Jenis permintaan maaf ini sebenarnya mirip dengan poin ke-2. Tidak ada upaya untuk memahami perasaan lawan bicara dan mereka hanya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi di antara kalian karena kesalahan mereka. Ini hanyalah cara untuk mencegah atau menghindar dari situasi canggung dan cara untuk menghentikan percakapan yang tidak menyenangkan.
- “Aku akan minta maaf, asalkan kamu …”
Tentu saja, cara ini sama sekali tidak bisa dianggap sebagai permintaan maaf. Kalimat seperti itu lebih terlihat seperti tawar-menawar ketika pihak yang tersinggung menuntut orang lain membayar harga tertentu untuk mendengar permintaan maaf dari orang yang telah menyinggung mereka. Tidak ada sedikit pun rasa penyesalan dalam jenis permintaan maaf seperti ini.
Baca Juga :
Kamu Tidak Perlu Meminta Maaf Atas 9 Hal Ini
Maaf ya Kalo Kamu Ngerasa Ga Enak Dengan Apa Yang Aku Bilang, Tapi Aku Nggak Nyesel Bilang Itu Kok?!
Cara Tepat Minta Maaf Ke Pasangan, Ini Kata Para Pakar
Facebook Comments