Analisis perceraian di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa hampir 50% pasangan suami istri bercerai karena harapan yang tidak realistis. Kesalahpahaman dapat muncul karena kinerja hormon yang aktif dalam periode awal hubungan, atau seperti yang dikatakan oleh psikolog, “periode kimia”.
Tahap ini dapat membuat orang jadi buta dan ketika itu mereka memiliki ilusi atau bayangan tentang pasangan yang sempurna, pasangan yang ideal, pasangan yang terbaik untuk mereka. Hal ini bisa memicu kekecewaan di masa depan, ketika ternyata pasangan yang sudah mereka nikahi bukanlah orang yang sempurna dan ideal seperti yang mereka bayangkan di masa awal hubungan.
Nah, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang “periode kimia”, atau “masa-masa manis” atau “masa honeymoon” dalam sebuah hubungan. Pada artikel ini kamu akan menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan seputar psikologi hubungan dan kamu dapat mencari tahu apakah masih ada cinta yang tersisa setelah “masa honeymoon” selesai?
- Penelitian mengatakan bahwa “masa honeymoon” dalam suatu hubungan bukan tentang cinta, melainkan tentang gairah dan ketertarikan.

Selama penelitian, para ilmuwan meminta lebih dari 300 orang untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang apa arti masa honeymoon dalam suatu hubungan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hanya 9% pria dan wanita yang menghubungkan periode ini dengan “cinta.” Jawaban seperti “reaksi biologis”, “keinginan bersama, dan “ketertarikan” jauh lebih banyak, bahkan mencapai 3 kali lebih banyak.
- Kamu tidak tahu bagaimana perasaan kamu yang sebenarnya tentang seseorang.
Tahukah kamu? Kita dapat membagi “cinta” menjadi 3 tahap yang berbeda. Pertama adalah nafsu, kedua adalah ketertarikan, dan yang terakhir adalah keterikatan. Fase pertama, yang biasa kita sebut “masa honeymoon“, umumnya merupakan hasil dari estrogen dan androgen, yaitu hormon wanita dan hormon pria yang didasarkan pada motivasi biologis untuk reproduksi. Mengejutkan bukan? Jadi kamu perlu lebih memahami satu sama lain sebelum memutuskan untuk menikah.
- Mungkin ternyata… harapan kedua pasangan adalah hal yang salah.
Ketika hormon sudah tenang, kamu akan mengetahui bagaimana perasaan kamu yang sebenarnya tentang satu sama lain. Kamu dapat memutuskan bahwa pasangan kamu tidak sesempurna seperti apa yang kamu kira di awal hubungan. Mungkin kamu menemukan kebiasaan buruk pasangan kamu yang sangat mengganggu bagimu, atau kamu mulai paham bahwa pandangan hidupmu dan pasangan kamu sangat berbeda dan itu fatal.
Tetapi sebenarnya tidak semua hubungan akan menjadi seburuk itu. Memang masih ada di luar sana yang justru semakin mencintai pasangan ketika sudah melihat luar dan dalam, bahkan merasa bahwa mereka bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing.
- Kamu tetap bisa menjaga gairah dalam hubungan

Menjaga gairah atau menjaga ketertarikan satu sama lain seperti masa honeymoon itu sangat mungkin dan sangat bisa dilakukan. Kamu dan pasangan bisa melakukan roleplay dan bersikap seakan-akan ini adalah pertemuan pertama kalian. Kalian juga bisa lebih sering berpegangan tangan, berpelukan dan melakukan kontak fisik lainnya. Fokuslah pada sentuhan kasih sayang, dan sisihkan waktu untuk dihabiskan bersama pasangan. Usaha-usaha mempertahankan gairah dalam hubungan harus sederhana namun efektif.
Baca Juga :
https://www.tampilcantik.com/5-tanda-kamu-terjebak-toxic-relationship/
Facebook Comments