
Memang banyak persiapan yang perlu dilakukan sebelum nikah. Jaman sekarang, banyak calon pengantin yang sudah pesan gedung dan catering hampir satu tahun sebelum tanggal resepsi. Namun, di tengah sibuknya persiapan pernikahan, banyak calon pengantin yang lupa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dengan pasangannya, atau yang dikenal dengan nama populer pre-marital checkup.
Pentingnya Pre-Marital Checkup
Pre-marital checkup adalah serangkaian tes yang diperuntukkan bagi pasangan yang ingin menikah atau ingin membangun keluarga. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi potensi masalah kesehatan, terutama penyakit infeksi kronis, seperti yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Hepatitis B Virus (HBV); penyakit menular seksual; dan gangguan turunan (misalnya Thalasemia). Semua masalah ini nantinya berpotensi menurun kepada buah hati yang ingin dimiliki pasangan tersebut.
Ini membuat pre-marital checkup menjadi hal yang penting.
Selain mendeteksi masalah kesehatan, tes ini juga dapat melihat kesiapan kamu untuk mengandung anak. Kamu akan dipastikan tidak membawa virus Rubella atau Varicella, karena jika ada, ini dapat membawa pengaruh negatif yang signifikan terhadap kandungan kamu, terutama di 20 minggu pertama. Dengan mengetahui informasi ini, kamu dapat berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan untuk mencari jalan keluarnya.
Jenis-jenis Tes dalam Pre-Marital Checkup
Jika setelah membaca artikel ini kamu berpikir untuk mengecek tempat untuk menjalani pre-marital checkup, kamu mungkin akan kebingungan dengan pilihan jenis tes dan harga yang beragam. Glosarium di bawah ini akan membantu kamu.
Skrining Hepatitis
Untuk mendeteksi infeksi hepatitis B akut dan kronis
Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus bernama sama. Infeksi ini berpotensi mengancam jiwa. Saat ini, hepatitis B menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Jika seseorang terinfeksi virus hepatitis B, maka dapat menyebabkan penyakit hati kronis, dan meningkat resiko kematian karena sirosis atau kanker hati. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi – tidak melalui kontak biasa.
Skrining HIV
Untuk mendeteksi dan mendiagnosa infeksi HIV
Human immunodeficiency virus (HIV) menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau membuatnya tidak bisa menjalani fungsi sebenarnya. Virus ini dapat menyebabkan defisiensi imun. Sehingga, penderitanya harus mengonsumsi obat secara terus menerus.
Skrining Penyakit Kelamin (STD/Sexual Transmitted Disease)
Untuk mengetahui dan mendiagnosa infeksi oleh Treponema pallidum, bakteri yang menyebabkan sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Banyak orang yang terinfeksi sifilis tidak memiliki gejala apapun selama bertahun-tahun, namun tetap beresiko komplikasi jika terlambat ditangani. Sifilis bakteri juga dapat menginfeksi bayi dari seorang wanita selama kehamilannya.
Skrining Varicella
Untuk mendeteksi Varicella
Varicella (cacar) adalah, penyakit yang sangat menular yang ditularkan melalui droplet, aerosol atau kontak langsung dan menyebabkan ruam yang gatal. Jika seorang wanita menderita cacar pada saat kehamilan, maka ia beresiko mengalami komplikasi serius.
Skrining Rubella
Untuk mendeteksi Rubella
Rubella, juga dikenal sebagai campak Jerman, adalah infeksi virus menular yang ditularkan melalui saluran pernapasan. Sindrom rubella bawaan (CRS) merupakan penyebab serius dari cacat lahir parah. Jika seorang wanita terinfeksi virus rubella pada awal kehamilan, maka 90% beresiko menularkan virus ke janinnya.
Veneeral Disease Screen
Untuk menentukan apakah sel-sel darah merah, sel darah putih dan trombosit normal
Ini dilakukan untuk membantu diagnosa berbagai kekurangan, penyakit, dan gangguan yang melibatkan produksi sel darah, seperti anemia, talasemia dan leukemia.
Skrining Thalasemia
Untuk mendeteksi Thalasemia
Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan yang mana tubuh tidak memproduksi cukup hemoglobin sehingga mengakibatkan jumlah hemoglobin di dalam tubuh sedikit. Hemoglobin adalah protein pembentuk sel darah merah yang berguna untuk mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh tubuh.
Facebook Comments