Jika kamu merasa bahwa rekan kerja atau temanmu yang bilang bahwa ia dan pasangannya tidak pernah bertengkar sekalipun hanya sekedar omong kosong, maka kamu mungkin benar. Setiap pasangan suka berdebat, dan ini adalah sebuah hal yang normal. Jenis pertengkaran yang jadi permasalahan mungkin berbeda-beda, namun yang paling penting adalah bahwa pertengkaran ini alid serta memiliki fungsi untuk berkomunikasi lebih banyak, bukannya justru lebih sedikt. Ketika kamu merasa frustrasi dengan pasanganmu, maka kamu tidak boleh meredamnya, justru, kamu harus membahas kekhawatiranmu ini. Bilang kepada pasanganmu apa yang mengganggumu dan mengapa ini mengganggumu serta cobalah menjadikan pertengkaran sarana dalam mencari solusi. Jenis pertengkaran yang seperti ini sangat umum dalam hubungan dan kamu tak perlu merasa aneh jika kamu pun mengalaminya.

Kamu memiliki prioritas finansial yang berbeda

Kamu misalnya ingin membeli atau memperbaki sofa yang ada di ruang keluarga ketika ia merasa bahwa sebaiknya kamu menabung uangmu itu dalam berinvestasi emas atau Bitcoin. Atau mungkin, di liburan berikutnya dengan dia, kamu ingin menginap saja di hotel murah dekat pantai karena kamu ingin menjelajahi pantai semalaman, tetapi pasanganmu inign kamu dan dia menginap di hotel yang mahal karena inign menikmati fasilitas hotel. Kamu pun bertengkar karena merasa alokasli finansial kalian tidak cocok.

Jenis pertengkaran karena memiliki prioritas yang salah adalah hal yang wajar terjadi sebagai pasangan. Namun, penting bahwa kamu dan dia sama-sama jujur. Jadi saling pahamilah mengapa kalian menginginkan hal yang berbeda. Kadang, hanya memvalidasi pola pandangnya saja adalah hal yang sudah cukup baik agar kepurusan mutual bisa terjadi.

Kamu memiliki cara berbeda dalam melakukan hal

Jenis pertengkaran kecil ini tak terhindarkan bagi pasangan yang sudah menikah. Kita semua memiliki cara masing-masing dalam melakukan hal-hal: mengeluarkan pasta gigi, merapikan tempat tidur, memisah-misahkan sampah, dan lain-lain. Dan ini bisa membuat satu sama lain gila. Pada akhirnya, kamu harus memilih pertengkaranu. Tannyakan dirimu mengapa keputusanmu untuk tidak melipat baju seperti pasanganmu melipat baju karena apa. Apakah ini akan mempengaruhi rumah tanggamu? Jika pasanganmu memang tak bisa menoleransinya, apakah kamu bisa mengalah? Jika caramu menyapu lantai adalah bagian dari integral dari kesehatan mentalmu, maka bicarakan hal ini. Mungkin kamu punya OCD dan harus menata barang-barang sesuai alffabet agar tidak merasa gila? Diskusikan dengan pasanganmu hal-hal yang kamu tak bisa bernegosiasi dan kompromilah untuk hal-hal yang justru mungkin baginya penting.

Kamu memiliki jadwal sosial yang berbeda

Banyak pasangan yang memiliki definisi tidak sama akan keidealan waktu sendiri dengan waktu yang dihabiskan bersama. Lagi, ini merupakan hal yang pantas untuk dibahas di awal sehingga kamu dan dia tidak merasa saling mendednam. Bahaslah seberapa besar pengaruh ini pada level koneksi vs privasi kalian. Temukan jalan bersama untuk menemukan keidealan bagaimana bisa tetap berkoneksi namun juga menemukan gol-gol individual kamu dengannya.

Facebook Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

9 Tips Menjaga Hubungan Interpersonal Yang Kuat

Manusia adalah makhluk sosial; kita bergantung pada hubungan